25 radar bogor

Mandi Sambil Menyelam di Sungai Cileungsi, Warga Citeureup Ditemukan Tewas

Lokasi tewasnya warga Citeureup di Sungai Cileungsi, Sabtu (27/7/2019).

CITEUREUP – RADAR BOGOR, Warga Kampung Tonggoh RT 05/02, Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, ditemukan tewas saat mandi di Sungai Cileungsi, Sabtu (27/7/2019).

Korban diketahui bernama Hasim (27). Informasi yang diperoleh, sebelum ditemukan tewas, sekitar pukul 10:00 WIB, korban tengah mandi di Sungai Cileungsi.

Saat itu, ia tak sendirian ditemani kedua rekannya. Awalnya, tak ada kerucigaan yang ditunjukan Hasim saat mandi di sungai tersebut.

“Ya, dia mandi biasa seperti orang lain. Nah, pada saat sedang menyelam ke sungai, Hasim tak juga muncul ke permukaan. Dua rekannya curiga lalu mencari Hasim. Setelah lama dicari, korban lalu ditemukan dalam kondisi tidak berdaya di lokasi saat ia menyelam,” ujar Kepala Desa (Kades) Gunungsari, Hendra Fermana.

Kedua temannya langsung meminta bantuan kepada masyarakat setempat. Informasi ini pun akhirnya terdengar ke Pemerintah Desa Gunungsari.

Tak lama berselang, aparatur Desa Gunungsari dibantu warga turun mengevakuasi Hasim ke tempat yang lebih aman.

Sayangnya, saat hendak dibawa ke rumah sakit terdekat, Hasim diketahui sudah tidak bernafas. Hingga saat ini, Hendra masih belum tahu penyebab pasti wafatnya Hasim.

“Kalau ditanya tenggelam rasanya tidak ya. Sebab informasinya dia sering mandi di sungai itu. Dia kan sehari-harinya kerja di pasar. Ya, mungkin sebelum beraktivitas ingin mandi dulu biar fresh. Kondisi sungai juga sedang normal kok. Kan musim kemarau. banyak yang biasa nyebrang,” kata Hendra.

Saat disinggung terkait dugaan tindak pindana atas kematian Hasim, Hendra tak mau berkomentar. aparatur desa dan Bhabinkamtibmas berupaya untuk menyelidiki apa penyebab kematian Hasim.

Sayangnya, kata Hendra, pihak almarhum tidak mau menindaklanjuti kasus tersebut. Keluarga menyebut peristiwa itu sebagai musibah alami.

“Sudah ada pernyataan dari keluarga. Katanya sih tidak tega kalau anaknya harus diotopsi. Jadi sudah menerima apa adanya. Tapi kalau ditanya sebab pasti, ya kita masih tidak tahu. Entah karena sakit atau apa, gak tahu. Tadi sore sudah dimakamkan,” jelasnya.

Hendra menambahkan, setiap tahun hampir ada dua korban tewas di sekitar sungai tersebut. Musababnya, sungai itu sering dilintasi oleh masyarakat namun tidak ada fasilitas jembatan yang layak dilintasi. Pemdes sendiri sudah berkali-kali mengajukan ke pihak terkait agar segera dibangun jembatan, namun upaya tersebut tak kunjung berhasil.

“Sejak saya jadi kepala desa di sini, sudah lebih dari sepuluh orang meninggal. Rata-rata karena tenggelam pas musim hujan. Air sedang naik. Dan warga karena butuh, dari pada jauh memutar lewat Desa Tarikolot, akhirnya lebih memilih lewat sungai ini. Kan perbatasan sama Kecamatan Lulut. Harapan kami sih pemda bisa bantu untuk membangun jembatan. Saya tidak tega banyak warga saya yang meninggal di sungai ini,” ujarnya.

Terpisah, Kapolsek Citeureup Kompok Muhtarom memastikan jika peristiwa wafatnya Hasim murni karena kecelakaan. Kepolisian sendiri sudah turun dan mengecek ke tempat kejadian perkara pada saat kejadian. Di tubuh Hasim, kata Muhtarom, tak ditemukan tanda-tanda luka.

“Tadi kita sama Pemdes turun kok. Kita sudah koordinasi dengan Dinkes dan Puskesmas untuk memeriksa kondisi fisik. Memang tidak ada tanda luka-luka. Itu murni kecelakaan. Saksi sudah kita periksa juga. Intinya ini murni musibah. Keluarga sudah menerima dan membuat pernyataan,” jelasnya. (cr1)