CIBINONG-RADAR BOGOR, Baru-baru ini Airvisual merilis hasil penelitian dimana Jakarta naik level dari sembilan menjadi level ke-tiga sebagai kota dengan kualitas udara terburuk.
Kedekatannya dengan Cibinong berimbas kawasan ini masuk kedalam lima besar wilayah yang berpolusi tinggi.
Namun meski begitu, Peneliti Kualitas Udara dan Iklm Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) IPB Universitiy, Prof Arif Sabdo Yuwono mengatakan bahwa bisa saja polusi itu hanya terbawa.
Apalagi, dia melihat Jakarta dan Cibinong memiliki jarak yang tidak terlalu jauh. Bahkan bisa ditempuh dengan waktu yang tidak sampai seharian. Arief menyontohkan polusi yang dibawa oleh kendaraan.
“Jadi misalnya Jakarta berasosiasi karena lalu lintas. Maka memang pembakaran BBM (bahan bakar minyak) itu akan menghasilkan zat polusi. Karena polutan udara itu bisa berasal dari daerah lain,” terangnya pada Radar Bogor.
Selain itu, polusi yang buruk juga bisa dihasilkan lewat kawasan industri. Seperti yang diketahui pula, banyak kawasan industri di daerah sekitar Cibinong.
Namun, jika masalah bersumber dari industri, maka penting pula diketahui berapa sebenarnya kontribusi industri terhadap penurunan kualitas udara.
Polutan buruk tersebut juga bisa saja diakibatkan cuaca yang buruk. Seperti hujan atau berimplikasi pada kekeringan tanah. Namun hal itu hanya mempengaruhi bangkitan partikular atau particular meter.
Namun hal itu hanya satu dari sekian banyak parameter kualitas udara. Karena yang jadi ukuran dari standar baku menyatakan kualitas udara itu adalah nilai index standar pencemaran udara (ISPU).
“Orang bisa saja menuduh Cibinong itu jelek (polusinya) dengan cara memainkan pas anginnya di Cibinong dari pusat industri. Diukur disitu itu bisa saja,” pungkasnya.(dka/b)
