25 radar bogor

Polemik Perluasan Kota Bogor, Kepentingan Rakyat atau Hanya Ikut-ikutan Saja?

Suasana Obsesi di Graha Pena Radar Bogor, Kamis (25/7/2019).

BOGOR-RADAR BOGOR, Rencana Kota Bogor memperluas daerahnya hingga memasukan beberapa wilayah Kabupaten bogor, terus menuai polemik. Tak sedikit yang menilai, rencana itu hanya opini elit politik.

Seperti yang terungkap dalam Obsesi Radar Bogor, di Graha Pena, Kamis (25/7/2019). Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP),Yusfitriadi bahkan menilai, rencana perluasan Kota Bogor itu bukan sesuatu yang luar biasa.

“Bagi saya urusan penambahan wilayah, itu secara substansi hal yang biasa. Jadi bukan dianggap sesuatu hal luar biasa, kenapa? karena ada regulasinya yang memungkinkan untuk itu,” kata Yusfitriadi.

Hanya lanjutnya, isu ini menjadi luar biasa karena ada aspek opini. “Misalnya ketika Kabupaten Bogor sibuk dengan pemekaran, Kota Bogor seperti ikut-ikutan sibuk. Karena tak mungkin pemekaran, jadi dibuatlah isu perluasan wilayah. Seakan-akan hanya ingin ikut-ikutan isu saja. Karena isu urusan wilayah apa yang mau diangkat, yang lain pemekaran, Kota Bogor apa,” kata dia.

Faktanya kemudian, ia melihat persiapan Pemkot Bogor terkait dengan perluasan itu juga tidak jelas. “Bappeda juga gak siap harus ngomong apa, jangan-jangan hanya Bima Arya saja yang tahu,” tegasnya. Jadi menurutnya, itu hanya spontanitas membangun isu.

Sementara itu,  Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Heri Cahyono, secara prinsip dewan menyambut baik rencana perluasan wilayah Kota Bogor itu. Hanya saja, kata dia, perlu ada pendekatan khusus agar Kabupaten Bogor dengan sukarela menyerahkan sebagian wilayahnya.

“Pendekatannya bukan pendekatan PAD, kalau pendekatannya PAD karena daerah itu potensial, kabupaten sudah pasti gak akan mau,” katanya.

Tapi, lanjautnya, jika pendekatannya adalah sisi kesejahteraan rakyatnya ia optimis bisa diterima, “Jadi dari pada tertatih-tatih mensejahterahkan masyarakat di sana, lebih baik diserahkan ke kita. Barangkali ini bisa lebih dimengerti,” pungkasnya.

Menurutnya, beberapa wilayah kabupaten seperti Laladon, Ciomas secara struktur sosial aktivitas hidupnya berlangsung di Kota Bogor.

“Mereka sakit berobat di RSUD Kota Bogor, sekolah di SMA negeri di Kota Bogor, Semua aktivitas hidupnya di Kota Bogor, pendekatan itu yang dipakai bahwa mereka secara geografis berada di Kota Bogor, maka serahkan saja ke Kota Bogor karena lebih cepat bisa kita sejahterakan,” tuturnya. (ysp)