25 radar bogor

Kekeringan di Timur Kabupaten Bogor, Warga Diimbau Waspadai Beragam Penyakit Ini

Warga mencari ait di Sungai Cicadas yang airnya surut akibat kemarau panjang di wilayah timur Kabupaten Bogor. (Dok.Hendi/Radar Bogor)
Sungai Cicadas yang biasanya deras kini nyaris kering akibat kemarau panjang di wilayah timur Kabupaten Bogor. Hendi/Radar Bogor

CIBINONG – RADAR BOGOR, Kekeringan di wilayah Timur Kabupaten Bogor menjadi trigger untuk segera antisipasi. Terutama dalam pencegahan penyakit – penyakit yang timbul, bisa jadi menyebabkan kematian.

Hal itu ditegaskan Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Agus Fauzi. Musim kemarau terlama saat ini menjadi peringatan dini bagi Dinkes.

Agus menyebut, beberapa penyakit muncul jika terjadi kekurangan pasokan air bersih. Seperti diare, infeksi kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Hepatitis, Demam Berdarah Deungeu (DBD) dan Chikungunya.

“Kita ambil contoh diare, kalau tidak cepat ditangani bisa jadi dehidrasi tinggi bisa meninggal. Sama seperti ISPA, kalau sesaknya hebat dia juga dapat menyebabkan kematian,” kata Agus pada Radar Bogor kemarin.

Agus menekankan, penyakit – penyakit tersebut harus dideteksi sedini mungkin kejangkitannya. Dan sudah seharusnya masyarakat yang terjangkit lansung ditangani agar tidak semakin mewabah dan menjalar kemana – mana.

“Ada catatan khusus untuk diare dan ISPA yang berpotensi menyebabkan kematian,” tegasnya lagi.

Untuk menghalau penyakit tersebut, Agus mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga pola hidup sehat. Salah satunya dengan mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan agar sistem imun tetap terjaga walau sedang menghadapi cuaca ekstrem.

Selain itu, kebersihan lingkungan juga harus menjadi prioritas utama. Dengan cara melakukan kerja bakti agar tidak ada tumpukan sampah yang merupakan sumber bakteri penyebab penyakit.

“Jika ada keluhan sakit sperti diare, ISPA dan lain sebagainya segela melakukan berobat ke puskesmas terdekat, klinik atau pun dokter,” imbuhnya.

Sampai saat ini, Dinkes sendiri belum memiliki data yang valid terkait jumlah penduduk yang sudah terpapar penyakit yang disebabkan oleh kemarau.

Namun Agus memastikan bahwa pihaknya siap kapan saja untuk memberikan bantuan jika ada yang membutuhkan bantuan. (dka/pkl4/pkl5/c)