25 radar bogor

Pencemaran Sungai Cileungsi Diduga dari Limbah Pabrik, DLH Buru Pelakunya

DLH Kabupaten saat mengambil sampel air di Sungai Cileungsi, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

CILEUNGSI-RADAR BOGOR, Pencemaran Sungai Cileungsi diduga kuat berasal dari limbah pabrik.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor pun hingga kini masih mencari jejak pelaku pencemaran. Pasalnya sungai itu menjadi tumpuan warga sekitar setiap kali musim kemarau.

Kepala DLH Kabupaten Bogor Panji Ksatriyadji mengatakan pihaknya masih melakukan pengawasan terhadap pencemaran sungai itu. Mereka pun masih menunggu hasil uji petik yang sedang dilakukan.

“Hasil penulusuran saya, pencemaran lingkungan baru terjadi,” ujarnya, Senin (22/7/2019).

Menurut dia, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah pembuangan limbah dari pabrik. Karena itu, penyidik penegakan lingkungan hidup (PPLH) masih mengawasi pabrik-pabrik di sekitar Sungai Cileungsi. “PPLH masih melakukan pengawasan puluhan pabrik, untuk mencari mana perusahaannya,” sambungnya.

Panji menjelaskan, setelah mengambil sampel atau contoh air di tiga titik di Sungai Cilrungsi, pada Minggu (21/7) akhir pekan kemarin, hasil pemeriksaan laboratariumnya baru akan diketahui selama 14 hari kerja atau Rabu (7/8) mendatang.

“Kuat dugaan memang ada pembuangan limbah bahan beracun berbahaya (B3) karena warna air hitam dan mengeluarkan bau,” jelasnya.

Akibat banyak pelanggaran pencemaran lingkungan hidup, ia berharap ke depan kawasan industri tidak berada di aliran Sungai Cileungsi. Sebab, dari 70 perusahaan yang diawasi oleh DLH atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2018 lalu, didominasi oleh perusahaan yang berada di aliran Sungai Cileungsi.

“Ini rawan pelanggaran pencemaran lingkungan hidup seperti pembuangan limbah dan akibatnya berkonflik dengan masyarakat sekitar hingga mengadu kepada kami,” lanjutnya.

Panji menyebutkan pihaknya masih kekurangan petugas satuan tugas lingkungan hidup. Akibatnya, PPLH kewalahan melakukan pengawasan.

Dia menambahkan satgas lingkungan hidup hanya 40 orang yang bertugas di masing-masing kecamatan. Jumlah ini kurang karena belum seimbang dengan jumlah perusahaan yang mencapai ribuan.(ipe)