25 radar bogor

Bukan Pakai Voting, PDIP Ingin Pimpinan MPR Dipilih Musyawarah

JAKARTA-RADAR BOGOR,Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyambut baik banyaknya partai politik yang berminat untuk menjadi Ketua MPR termasuk dari Partai Gerindra. Namun, PDIP menyarankan agar pemilihan itu berlangsung secara musyawarah dan bukan voting.

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP, Ahmad Basarah mengatakan keinginan Gerindra mendapatkan kursi Ketua MPR membuktikan lembaga majelis permusyaratan bangsa Indonesia itu semakin dirasakan penting keberadaannya. “PDIP masih dalam posisi menunggu titik temu di antara pimpinan parpol dan Kelompok DPD RI untuk menyepakati komposisi Pimpinan MPR,” ujar Basarah kepada wartawan, Sabtu (20/7).

“Kami berharap pada akhirnya pemilihan pimpinan MPR dapat diputuskan dengan cara musyawarah-mufakat dan bukan dengan cara voting,” katanya.

Lebih lanjut, Basarah mengatakan, PDIP sebenarnya juga berhak untuk mencalonkan kadernya menjadi calon Ketua MPR. Hal ini karena memang tidak ada satupun ketentuan perundang-undangan yang membatasi sebuah parpol untuk dapat menjadi Ketua DPR dan sekaligus menjadi Ketua MPR. Namun, secara etika politik kami dalam posisi menghormati keinginan beberapa parpol yang ingin menempatkan kadernya sebagai Ketua MPR.

“Yang terpenting bagi PDIP adalah apa agenda kelembagaan yang akan diperjuangkan dengan jabatan Ketua MPR tersebut,” katanya.

Oleh sebab itu, PDIP hanya fokus pada kepentingan menyiapkan agenda strtegis lembaga MPR, seperti antara lain, mendorong dilaksanakannya amandemen terbatas UUD 1945 untuk menghadirkan kembali wewenang MPR untuk menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Hal itu dilakukan supaya dan perjalanan bangsa ke depan dapat disiapkan secara terencana, terukur dan sesuai dengan cita-cita negara Pancasila.

Kemudian selanjutnya adalah, memfungsikan kembali MPR sebagai lembaga tertinggi negara agar dapat menjadi pemandu lembaga-lembaga negara yang lain dalam mencapai tujuan bernegara. “Saat ini, secara fungsional kelembagaan, MPR memang satu-satunya lembaga negara yg wewenangnya tertinggi, yakni dapat merubah UUD serta dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden serta memilih dan mengangkat kembali di tengah masa jabatan,” katanya.

Agenda strategis yang lain adalah MPR menjalin kemitraan strategis dengan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Itu dilakukan dalam rangka sosialisasi dan pembinaan ideologi Pancasila untuk memantapkan kembali sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. “Sehingga sesuai nilai-nilai Pancasila sebagaimana dimaksud para pendiri negara dahulu,” jelas Basarah

Saat ini sudah ada dua lembaga negara yang bertanggungjawab melaksanakan sosialisasi Pancasila, yakni MPR dan BPIP. Agar kedua lembaga tersebut berfungsi efektif dalam menjalankan misi dan tugasnya, maka diperlukan sinergi dan kerja sama yang konstruktif.

Pada intinya, dalam hal komposisi pemilihan pimpinan MPR nanti, PDIP lebih fokus pada misi perjuangan agenda MPR ke depan, dan bukan semata-mata perebutan jabatan. PDIP siap mendukung calon Ketua dan para Wakil Ketua MPR yang memiliki kesamaan visi, misi dan agenda MPR selama lima tahun ke depan.

“Bahkan, jika ternyata agenda tersebut ditolak oleh calon-calon Ketua MPR dari parpol lain, maka tidak menutup kemungkinan demi kepentingan bangsa yang besar dan menjaga serta mengawal agenda strategis MPR ke depan, PDIP juga akan siap untuk menugaskan kadernya untuk menjadi Ketua MPR,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gerindra membuka diri untuk melakukan rekonsiliasi pasca Pilpres 2019. Salah satu yang paling masuk akal untuk merealisasikan semangat itu, yakni Gerindra mendapat jatah kursi ketua MPR.

Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mujahid mengatakan, hal itu sesuai dengan semangat pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan presiden terpilih Jokowi beberapa waktu lalu. “Dengan semangat tersebut maka komposisi terbaik adalah Ketua MPR Gerindra, Ketua DPR PDIP, Presiden, Ir Joko Widodo,” kata Sodik.

Sementara, diisinya PDIP untuk ketua DPR dan MPR dari Gerindra juga sejalan dengan semangat rekonsiliasi yang sudah terbangun antara Jokowi dan Prabowo dalam pertemuan di Stasiun MRT Lebak Bulis beberapa waktu lalu.