25 radar bogor

Baru Rampung 40 Persen, Flyover Martadinata Terkendala Sejumlah Masalah

Suasana pengerjaan proyek flyover Jalan RE Martadinata. Nelvi/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Pekerjaan proyek fly over Jalan RE Martadinata baru rampung 40 persen. Dalam perjalannya, pengerjaan proyek itu ternyata masih menyisakan sejumlah hambatan.

Hal itu diketahui setelah Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, meninjau langsung progres pembangunan di Kelurahan Kebon Pedes, Kecamatan Yanah Sareal itu yang sudah dimulai sejak Oktober 2018.

Saat melakukan pemaparan singkat kepada Bima, pihak kontraktor, dari PT Brantas Abipraya menyebut, ada empat hambatan dalam pelaksanaannya.

Antara lain jaringan utilitas eksisting di Jalan RE Martadinata yang baru dapat direlokasi seluruhnya pada 25 April kemarin. Lalu, adanya pemberhentian pekerjaan di area pembebasan lahan dinding penahan tanah sisi kanan STA 0+500 sampai STA 0+575.

Kendala lain, minimnya area lokasi pekerjaan menjadi hambatan, lantaran diberlakukannya sistem buka tutup jalur kendaraan. Terakhir, utilitas milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga saat ini masih dalam proses relokasi.

Menanggapi hal itu, Bima mengaku siap membantu memfasilitasi agar progres dapat disegerakan. Salah satunya kepada PT KAI, lantaran utilitas milik perusahaan BUMN itu yang akan terdampak dari pembangunan proyek.

“Pemerintah Kota (Pemkot) akan membantu memfasilitasi kabel dari PT KAI supaya progres bisa jalan. Tapi rasanya itu bisa didorong segera, karena PT KAI sudah akan melakukan itu,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (18/7).

Selain kendala yang dipaparkan, Bima juga melihat masih ada sengketa lahan milik salah seorang warga yang terdampak pembebasan. Pasalnya, uang ganti untung yang dijanjikan belum juga diterima. Namun, Bima mengatakan bahwa uang telah diserahkan ke Pengadilan Negeri (PN) Bogor karena melalui proses konsinyasi.

“Masih ada sengketa lahan, tapi sudah dititipkan (uangnya) di pengadilan, sudah konsinyasi. Jadi bisa diputuskan dari pengadilan. Nanti saya akan komunikasikan dengan pengadilan agar semua bisa sesuai jadwal,” jelasnya.

Kendati demikian, Bima optimis pekerjaan proyek senilai Rp97,4 miliar yang bersumber dari APBN 2018 itu selesai tepat waktu di bulan Desember 2019. “Target on schedule, sekitar 40 persen, Desember insyaallah selesai,” tuturnya.

Lebih lanjut, politisi PAN ini juga meminta kepada kontraktor agar tetap mengutamakan keselamatan. Bukan hanya pada pekerja melainkan juga pada pengguna jalan.

“Pengaturan lalu lintas juga di koordinasikan dengan kepolisian supaya kemacetannya bisa dikendalikan,” pungkasnya. (gal/pkl1/pkl6/pkl7/c)