25 radar bogor

Bogorku Bersih 2019 Banjir Peserta dan Kategori Baru

Peserta Lomba Bogorku Bersih 2019 di Aula Graha Pakuan Siliwangi, kemarin.

BOGOR – RADAR BOGOR, Bogor tanpa kantong plastik dan mandiri menjadi tema krusial dalam Bogorku Bersih 2019.

Lomba kebersihan yang memasuki tahun keempatnya ini, kini memasuki tahap penilaian.

Para peserta pun dikumpulkan dalam workshop penajaman indikator penilaian Bogorku Bersih di Graha Pakuan Siliwangi, Universitas Pakuan (Unpak), kemarin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Elia Buntang mengatakan, tahun ini ada empat kategori baru. Antara lain lomba kebersihan antarrestoran, hotel, organisasi perangkat daerah (OPD) dan kampung tematik.

“Kategori baru ini untuk memperluas jangkauan lomba. Agar kebersihan itu meluas,” ujarnya di sela-sela workhsop, kemarin.

Adapun total peserta lomba tahun ini berjumlah 956 peserta. Perinciaanya, 615 peserta lomba kebersihan antar RT, 154 peserta sekolah, 68 kelurahan, 35 OPD, 26 TPS3R, 24 bank sampah, 20 peserta hotel-restoran, 10 mall dan 7 pasar.

Elia menekankan penilaian perlombaan tiap kategori akan berbeda-beda. Namun yang ditekankan kali ini adalah soal pemilahan sampah.

“Jika dari hulu nya sampah tidak dipilah, maka otomatis akan gugur,” katanya lagi.

Poin penilaian ini menjadi penting, sebab kata Elia, sesuai Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, semua perusahaan yang memiliki izin sudah wajib memilah sampahnya.

“Tidak ada kewajiban pemerintah mengurus sampahnya. Ada kewajiban masyarakat untuk mengolah sampahnya sendiri,” jelasnya.

Sedianya Kota Bogor kata dia, tidak perlu memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS), jika masyarakatnya mau memilah sampah dari sumbernya, maka sampah itu akan habis sendirinya. Jika begitu ancaman sampah yang selama ini menjadi momok seperti banjir bisa dihindarkan.

Elia menambahkan, setelah workshop, peserta lomba Bogorku Bersih akan dibina yang prosesnya berlangsung hingga Oktober mendatang. “Direncakan malam penganugerahan 10 November,” paparnya.

Sementara itu Rektor Universitas Pakuan, Bibin Rubini mengungkapkan, setelah restoran, hotel, OPD dan kampung tematik diikutsertakan dalam perlombaan, maka tidak menutup kemungkinan tahun mendatang akan ada kategori baru yang ditambah.

“Ke depan mungkin bisa berkembang ke masjid, tempat ibadah, pokoknya seluruh komponen yang ada itu menjadi ajang untuk mewujudkan budaya bersih, bogor yang aman dan tertib,” beber Bibin yang juga merupakan salah satu tim juri Bogorku Bersih.

Bibin menjelaskan, indikator yang ada semakin lama akan berkembang. Sehingga perlu ada evaluasi.

Pihaknya menginginkan lomba kebersihan bukan hanya sekadar mencari juara. Tapi juga mengajak masyarakat secara continue merubah tingkah lakunya.

“Jadi lomba itu hanya sebagai media, yang paling penting adalah membentuk karakternya,” tegasnya.

Wali Kota Bima Arya menambahkan dampak dari lomba Bogorku Bersih selama empat tahun berjalan sangat terasa.

Salah satunya menurunnnya jumlah volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah (TPS) Galuga. Dari yang tadinya 600 ton per hari berkurang hingga menjadi 480 ton per hari.

“Karena itu Kota Bogor diganjar penghargaan sebagai salah satu kota dengan pengurangan timbunan sampah yang drastis,” bebernya.

Selain produksi sampah yang berkurang, keberadaan sampah plastik juga berkurang setengah ton per hari. Terlebih setelah dikeluarkannya Peraturan Walikota (Perwali) tentang larangan menggunakan kresek di pusat perbelanjaan.

“Bogorku Bersih bukanlah lomba biasa, ada dampak serius setelahnya,” jelas Bima. (wil/c)

Peserta Lomba Bogorku Bersih 2019

  • Lomba kebersihan antar RT : 615 peserta
  • Lomba kebersihan sekolah : 154 peserta
  • Lomba kebersihan antar kelurahan: 68 peserta
  • Lomba kebersihan antar OPD : 35 peserta
  • Lomba TPS3R : 26 peserta
  • Lomba bank sampah : 24 peserta
  • Lomba kebersihan Mall : 10 peserta
  • Lomba kebersihan hotel-restoran: 20 peserta
  • Lomba kebersihan Pasar : 7 peserta