25 radar bogor

Sarri Akan jadikan Ramsey ‘Jorginho’ bagi Juventus

Pelatih Juventus Maurizio Sarri (kanan) bersama Adrien Rabiot. (twitter/juventusfc)

TURIN-RADAR BOGOR,Era Juventus bersama allenatore anyar Maurizio Sarri dimulai. Kamis (11/7) Sarri mulai memimpin latihan di JTC Continassa. Seperti apa taktik yang diusung pelatih yang gemar merokok itu?

Sesi latihan Juve kemarin nyaris lengkap. Para pemain baru seperti Gianluigi Buffon dan Adrien Rabiot berbaur dengan muka lama seperti Giorgio Chiellini, Mario Mandzukic, Miralem Pjanic, dan Emre Can.

Dalam video yang diunggah di kanal resmi klub berjuluk Bianconeri tersebut, Sarri menggeber latihan dengan bola. Mantan pelatih Chelsea itu memiliki waktu sekitar sepuluh hari sebelum Juve menjalani laga pramusim pertamanya melawan runner-up Liga Champions musim lalu, Tottenham Hotspur, di National Stadium, Singapura (21/7). Duel tersebut menjadi rangkaian turnamen pramusim International Champions Cup (ICC).

Berdasar kabar di internal klub sebagaimana dilaporkan Daily Mail, Sarri yang dikontrak selama tiga musim tetap mengusung formasi andalannya, 4-3-3. Kalaupun ada pergeseran, yang diutak-atik adalah lini depan. Menjadi 4-3-1-2. ’’Filosofi permainan dari Maurizio (Sarri, Red) bakal cocok dengan Juve. Itulah alasan kami memilihnya,’’ kata Direktur Olahraga Juve Fabio Paratici.

Pertanyaan paling krusial dari formasi Sarri di Juve adalah siapakah yang berperan sebagai Jorginho? Sejak menangani Napoli (2015–2018), lalu Chelsea (2018–2019), Jorginho adalah pemain sentral dalam permainan ala Sarri alias Sarri-ball. Yakni, memainkan bola selama mungkin, mendikte lawan, dan melakukan pressing tinggi di area lawan. Seiring dengan gelandang Italia kelahiran Brasil itu masih bertahan di Chelsea, Sarri mau tidak mau menentukan Jorginho-nya Juve. Analisis Squawka dan The Sun menunjuk Aaron Ramsey sebagai Jorginho-nya Juve.

Dua posisi lainnya dihuni antara Miralem Pjanic dan Emre Can atau Rodrigo Bentancur. Bagaimana dengan Rabiot? Mantan pemain Paris Saint-Germain tersebut diproyeksikan sebagai deputi Ramsey. Rambo –sapaan Ramsey– dipilih karena dianggap Sarri bisa membuat dinamis di sentral permainan. Eks gelandang Arsenal itu memiliki kemampuan komplet sebagai gelandang. Akurasi umpan Ramsey berdasar statistik WhoScored musim lalu (82 persen) memang tidak sebagus Pjanic (92,1 persen), bahkan Rabiot (93,1 persen). Namun, Sarri memang tidak membutuhkan Rambo sebagai penyuplai bola semata. ’’Ramsey bisa melakukan banyak pekerjaan di lini tengah dan itulah yang disukai Sarri,’’ tulis The Sun.

Handicap Ramsey, tentu saja riwayat cedera pemain 28 tahun tersebut yang lumayan panjang. Untuk mengantipasi masalah tersebut, Sarri sudah merekrut penggagas AC Milan Lab, Daniele Tognaccini, dalam jajaran tim kepelatihan. Berkat AC Milan Lab yang dimulai Tognaccini pada 2002, pemain seperti Filippo Inzaghi hingga Paolo Maldini bisa terus berkarir bersama Rossoneri hingga usia senja.

Hal itu tentu membantu pemain gaek Juve seperti Chiellini (34 tahun), Mandzukic 33 tahun), serta Leonardo Bonucci, Sami Khedira, dan Blaise Matuidi yang sama-sama 32 tahun. Cristiano Ronaldo juga sudah 34 tahun, sementara Buffon malah 41 tahun.

Lini tengah praktis menjadi atensi utama Sarri karena untuk belakang dan depan sudah ada jaminan mutu. Di lini depan, Sarri memiliki Ronaldo yang tenaganya masih seperti pemain muda. Sekalipun musim lalu hanya mencetak 28 gol, di bawah standar Ronaldo yang bisa mencetak 50 gol atau lebih, tidak menutup kemungkinan CR7 malah bisa lebih baik di tahun keduanya bersama Bianconeri.

”Dalam periode saya di Chelsea, terdapat banyak pemain kelas dunia. Tetapi, bersama Ronaldo, dia adalah yang terbaik di dunia,” kata Sarri dalam wawancara dengan ESPN. ”Dia memegang banyak rekor dan saya akan senang membantunya memecahkan beberapa rekor lainnya,” imbuhnya.

Kebiasaan Sarri memainkan penyerang palsu alias false nine seperti Dries Mertens di Napoli maupun Eden Hazard (Chelsea) juga sangat disukai Ronaldo. Sarri juga diharapkan bisa mengembalikan performa duo striker Argentina, Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala, yang meredup sepanjang musim lalu.

“Saya tak bicara dengan Gonzalo (Higuain) sejak final Liga Europa. Tapi, dia merupakan pemain dengan kerja keras yang tinggi dan berpengalaman di lini depan. Paulo (Dybala) juga pemain yang sangat bertalenta,” beber Sarri. (JPG)