25 radar bogor

PT KCI Hapus Pembelian Tiket Manual Awal Agustus, Ini Alasannya

BERBAHAYA: Perlintasan kereta api di Desa Parungpanjang, Kecamatan Parungpanjang, tak dilengkapi portal saat kereta commuterline melintas, kemarin.
ilustrasi commuterline

JAKARTA-RADAR BOGOR,PT Kereta Commuter In­donesia akan menghapus aktivitas jual-beli Tiket Harian Berjaminan (THB) Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Sudirman, Palmerah, Taman Kota, Cikini dan Universitas Indonesia mulai 1 Agus­tus 2019.

Kebijakan tersebut diterapkan karena pada lima stasiun tersebut hampir seluruh penumpang telah meng­gunakan kartu elektronik, baik Kartu Multitrip (KMT) maupun uang elektronik (e-money) yang diterbitkan bank. ­

Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, ke­bijakan itu bakal mengurangi antrean pembelian tiket di lima stasiun tersebut.

”Kami melihat traffic penumpang di lima sta­siun itu hampir 90 persen sudah menggunakan KMT dan e-money. Kami mengapresiasi positif sekali, karena itu men­gurangi antrean,” ujarnya.

Di sisi lain, Anne menggaris­bawahi bahwa pihaknya hanya menghapus pembelian THB di lima stasiun tersebut, baik melalui loket maupun vending machine.

”Secara akses, untuk tap in atau tap out tetap bisa (menggunakan THB, red). Mis­alnya penumpang dari Stasiun Jakarta Kota ke Stasiun UI meng­gunakan THB, tetap bisa tap out. Atau misalnya dia beli THB pulang-pergi, nanti tetap bisa tap in di Stasiun UI, karena dia sudah beli tiket untuk pulang di Stasiun Jakarta Kota,” jelas Anne.

Pembelian dan pengisian ulang KMT dapat dilakukan di setiap stasiun KRL dengan ta­rif Rp30.000. Penumpang juga dapat melakukan redeem atau penarikan saldo KMT. Semen­tara itu, pembelian dan pengi­sian e-money berbasis bank belum dapat dilakukan di sta­siun KRL.

Sementara itu, beberapa pe­numpang kereta listrik Com­muter Line menyampaikan tanggapan mereka terhadap rencana pemberhentian laya­nan THB di Stasiun Taman Kota, Kembangan, Jakarta, per 1 Agustus.

Salah satu penumpang asal Kalimati, Sri, mengaku kebi­jakan itu memudahkan peng­guna yang rutin memakai KRL. Tetapi itu dapat menyulitkan mereka yang tidak terlalu se­ring bepergian dengan ke­reta. “Kalau saya, karena sering bepergian, ya tidak begitu terpengaruh kalau THB diha­pus. Tapi kalau yang awam mungkin bisa kerepotan ka­rena mereka tak tahu caranya,” katanya.

Perempuan yang ditemui bersama anaknya itu pun me­nyarankan sebaiknya sosiali­sasi dilakukan secara intensif oleh pihak stasiun. Sosialisasi yang dimaksud bukan hanya pengumuman penghapusan THB di Stasiun Taman Kota per 1 Agustus, tetapi juga cara memperoleh KMT.

Senada, warga Bintaro, Erico, yang ditemui di Stasiun Taman Kota, mengatakan bahwa pem­berhentian layanan THB perlu diiringi kesiapan fasilitas dan petugas. Khususnya dalam menghadapi penumpang yang awam dengan KMT dan uang elektronik.

Ia mencontohkan mesin isi ulang saldo KMT di Stasiun Taman Kota perlu di­tambah, karena saat ini baru ada satu unit yang tersedia.

Tidak hanya itu, petugas harus siaga berada di samping mesin isi saldo KMT untuk menganti­sipasi apabila ada penumpang yang kesulitan. (kmp/an/mam/run)