25 radar bogor

Investor Hongkong Lirik Tol Waskita, Agustus Target

PEMBANGUNAN: Pihak kontraktor PT Waskita Karya terus menggeber pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung.Andika/Radar Cibubur
PEMBANGUNAN: Pihak kontraktor PT Waskita Karya terus menggeber pembangunan Jalan Tol Cimanggis-Cibitung.Andika/Radar Cibubur

JAKARTA-RADAR BOGOR,PT Waskita Toll Road (WTR) memastikan akan menjual dua ruas tol pada tahun ini, yakni Solo–Ngawi dan Ngawi–Kertosono.

Sejauh ini sudah ada perusahaan asal Hongkong yang menyatakan minatnya membeli jalan bebas hambatan tersebut. Direktur Utama Waskita Toll Road Herwidiakto menargetkan pada Agustus nanti dapat dicapai kesepakatan dengan investor Hongkong.

’’Tapi, kan sekarang tetap masih proses. Yang dari Hongkong itu lebih serius,’’ katanya seperti dikutip Jawa Pos, Jumat (12/7).

Selain di luar negeri, perseroan membuka penawaran kepada perusahaan dalam negeri untuk penjualan dua ruas jalan tol tersebut. Hanya, tawarannya masih di bawah perusahaan asal negara bekas koloni Inggris itu. ’’Duitnya pas-pasan kalau dalam negeri,’’ jelasnya.

Selain dua tol tersebut, Waskita akan mendivestasi dua ruas tol setiap tahun. ’’Dua-dua tiap tahun. Tahun depan dua, belum tahu yang mana lho,’’ tambahnya. Yang jelas, PT Waskita Karya Tbk berencana menjual 18 ruas tol miliknya.

Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya I Gusti Ngurah Putra menyatakan, langkah itu merupakan cara perseroan guna menjaga keuangan agar tetap sehat. Apalagi, bisnis utama perseroan sebenarnya adalah kontraktor, bukan operator tol.

’’Kalau divestasi enggak jalan, Waskita tidak mampu lagi investasi karena strategi awal masuk tol bukan sebagian operator tol, tetapi developer,’’ ujarnya.

Meski demikian, agar tidak bermasalah, ruas tol yang akan dijual emiten dengan kode dagang WSKT tersebut adalah ruas tol yang sudah 100 persen selesai dibangun. Waskita juga akan jemput bola dengan melakukan road show ke beberapa negara yang memiliki pembeli potensial seperti Dubai, Prancis, maupun Hongkong untuk menawarkan divestasi ruas tol.

Konsep itu dilakukan di tengah kondisi tahun politik di mana banyak investor yang melakukan aksi wait and see. Sebelumnya, perseroan hanya menunggu investor yang tertarik untuk membeli konsesi. Untuk kinerja keuangan, perseroan juga berniat menekan utang dari Rp 64 triliun pada 2018 menjadi Rp 60 triliun pada 2019. (JPG)