25 radar bogor

Setelah Jonggol, Giliran Caringin-Cigombong Ditawarkan ke KEK Indonesia-China

Sejumlah alat berat tengah beroperasi untuk pembangunan kawasan MNC Land Lido di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu.
Pembangunan kawasan wisata di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor.

CARINGIN-RADAR BOGOR, Setelah sempat heboh rencana pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Indonesia-China di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, teranyar Bupati Bogor, Ade Yasin mengusulkan ke Presiden Jokow Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Caringin dan Cigombong sebagai Kawasan KEK pariwisata.

Jika menjadi KEK Pariwisata, maka akan memaksa aparatur pemerintahan di wilayah untuk menjaga kondisi kekayaan alamnya. Termasuk masyarakat yang akan mendapat keuntungan jangka panjang di sana.

Jangan sampai Caringin ini menjadi area tambang batu, tanah maupun air. Makanya saya usulkan jadi KEK ke Pak Presiden Jokowi,” kata Ade Yasin di Rebo Keliling di Kecamatan Caringin, Rabu (10/7/2019).

Selain untuk menjaga ekosistem di selatan Kabupaten Bogor, KEK juga untuk mendukung pembangunan berkelanjutan  di Bumi Tegat Beriman. “Jangan sampai air di Caringin banyak diambil terus, sawah kita kering,” kata Ade.

Kita harus menjaga kekayaan atau konservasi alam seperti halnya usaha arung jeram maka kondisi Sungai Cisadane juga harus bersih,” katanya.

Sungai Cisadane, sawah dan hutan ini akan menjadi penunjang berkembangnya bidang parawisata. Sebelumnya, Pemerintah Indonesia akan menawarkan 28 proyek senilai USD 91,1 miliar atau setara Rp1.295,8 triliun kepada pemerintah Tiongkok saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kedua The Belt and Road Initiative atau Jalur Sutra pada April mendatang.

Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor menjadi satu dari 28 proyek yang akan “dijual” sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) Indonesia-China.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan ada empat wilayah strategis yang akan diprioritaskan dalam program The Belt and Road Initiative, yakni Kalimantan Utara, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, dan Bali.

Keempat wilayah itu dipilih berdasarkan pertimbangan geografis yang dinilai memiliki keunggulan dan keunikan masing-masing yang diyakini dapat menjadi daya tarik para investor Tiongkok. “Pemilihan wilayah ini sejalan dengan misi pemerintah membangun dari pinggiran,” kata Lembong.(ded/poj)