25 radar bogor

Kekeringan Melanda Kampung Tunggilis Kedung Halang, Camat : Tidak Benar

ilustrasi kekeringan (pexels.com)

BOGOR-RADAR BOGOR, Kesulitan air mulai melanda kota hujan. Salah satunya di Kampung Tunggilis RT 04/13 dan RT 05/13 Kelurahan Kedung Halang Kecamatan Bogor Utara.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor langsung menurunkan satu unit kendaraan tangki air sebanyak 5.000 liter untuk mengantisipasi dampak warga yang tak memiliki air bersih.

“Kejadian Sabtu (6/7) malam, sudah kita suplai 5.000 liter air,” ujar Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor Budi Hendrawan, kemarin (7/7).

Sejauh ini, kata dia, baru lokasi tersebut yang diketahui mengalami kesulitan air. Pihaknya akan tetap memonitoring lokasi lainnya. Sebab, berdasarkan hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bogor, prakiraan musim kemarau sampai dengan bulan September.

Namun, Bogor tidak masuk dalam zona musim tersebut. “Intinya prakiraan musim kemarau sampai dengan bulan September dan Kota Bogor tidak masuk ke dalam zona musim jadi walaupun kemarau kemungkinan ada saatnya hujan turun,” terang dia.

Sementara itu, Camat Bogor Utara Rahmat Hidayat menepis informasi kekeringan yang terjadi di wilayahnya. Kata dia, berdasarkan hasil pengecekannya lokasi tersebut, berada di Desa Pasir Jambu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

“Tidak benar telah terjadi kekeringan, lokasi domisili pelapor ke BPBD tadi malam berada di Desa Pasir Jambu Kecamatan Sukaraja yang berbatasan dengan Kelurahan Kedunghalang hanya KTP nya saja di Kedung Badak,” ungkapnya.

Dengan penelusuran itu, Rahmat menegaskan bahwa tidak dibutuhkan Terminal Air dan Hidrant Umum (TAHU) dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan yang semual direncanakan akan segera di sediakan. “Tidak dibutuhkan bantuan TAHU dari PDAM, karena kondisi air disini masih baik,” jelasnya.

Ketua RT 04/13 Kampung Tunggilis Kelurahan Kedung Halang Kecamatan Bogor Utara, M Muchtar membenarkan perihal itu. Dia menerangkan bahwa sebetulnya bukan kekeringan yang melanda di wilayahnya. Namun memang sumur milik pelapor sedang mengalami surut lantaran kedalamannya belum maksimal.

“Sumur milik pelapor kedalamannya baru lima meter, padahal yang bagusnya disini delapan meter, apalagi kita dekat dengan aliran sungai Ciliwung jadi air masih bagus,” terangnya.

Atas kejadian itu, Muchtar mengimbau warga agar tidak terburu-buru melakukan pelaporan tanpa sepengetahuan aparatur setempat. Sehingga tidak terjadi miss komunikasi.

“Kejadian ini jadi miss komunikasi karena warga tidak lapor ke kami dulu, seharusnya lapor dulu agar bisa dipastikan,” pungkasnya. (gal/c)