25 radar bogor

Kekeringan di Bogor Masuk Status Awas, BMKG Keluarkan Peringatan

Curah hujan yang menurun menyebabkan air di Bendung Katulampa Bogor menyusut bahkan menyentuh angka nol sentimeter, Minggu (30/6). Nelvi/Radar Bogor
Curah hujan yang menurun menyebabkan air di Bendung Katulampa Bogor menyusut bahkan menyentuh angka nol sentimeter, Minggu (30/6). Nelvi/Radar Bogor

JAKARTA – RADAR BOGOR, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan bahwa beberapa wilayah Indonesia memasuki fase kekeringan pada musim kemarau.

Kemarau Diprediksi Berlangsung Hingga November, Kota Bogor Waspada Kekeringan

Beberapa diantaranya masuk kategori ekstrim dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 60 hari.

Berdasarkan hasil monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) hingga tanggal 30 Juni 2019, terdapat potensi kekeringan meteorologis (iklim) di sebagian besar Jawa, Bali dan Nusa Tenggara dengan kriteria panjang hingga ekstrim.

BMKG membagi wilayah kekeringan menjadi 3 kategori, yakni Awas, Siaga dan Waspada. Kriteria Awas adalah daerah tersebut telah mengalami HTH lebih dari 61 hari.

Dengan prakiraan curah hujan sangat rendah, yakni kurang dari 20 milimeter dalam 10 hari mendatang dengan peluang kurang dari 70 persen.

Lokasi kekeringan kategori Awas melanda sebagian besar Bogor Jawa Barat, provinsi DI Yogyakarta, Buleleng, Bali, NTT dan NTB serta sebagian wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Kategori siaga yakni telah mengalami HTH lebih dari 31 hari dengan curah hujan lebih renda dari 20 milimeter dalam 10 hari dengan peluang kurang dari 70 persen tercatat melanda Jakarta Utara dan sebagian Provinsi Banten. Yakni Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Tangerang.

Sementara daerah lain mengalami kekeringan dengan kategori Waspada dengan HTH lebih dari 21 hari dengan curah hujan rendah dibawah 20 milimeter dalam 10 hari dan peluang kurang dari 70 persen terjadi di Aceh, Jambi, Lampung, Kalimantan Tengah, Barat, dan Sulawesi Selatan.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menyatakan bahwa berdasarkan luasan wilayah, 37 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Sementara 63 persen sisanya masih mengalami musim hujan.

Wilayah yang telah memasuki musim kemarau meliputi Aceh bagian Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Pulau Jawa dan Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan bagian Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur bagian Selatan, Maluku, dan Papua bagian Selatan.

”Musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali. Beberapa daerah diprediksikan masih berpeluang mendapatkan curah hujan,” kata Herizal Kamis (4/7/2019).

Potensi curah hujan tinggi diindikasikan terjadi disejumlah wilayah antara lain Provinsi Sulawesi Tengah meliputi Kabupaten Morowali, Banggai, dan Tojounauna serta Papua meliputi distrik Yahukimo, Pegunungan Bintang, Asmat, Mimika, Jayawijaya, Nabire, dan Paniai dengan prakiraan curah hujan mencapai lebih dari 200 milimeter dalam 10 hari dengan peluang lebih dari 70 persen.

Herizal mengungkapkan, kekeringan mesti diwaspadai. Beberapa dampak bisa dirasakan terutama pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan. Air bersih bisa menjadi kurang bahkan langka. “Juga mesti diwaspadai potensi terjadinya kebakaran hutan,” jelasnya.(tau)