25 radar bogor

Pengembangan Kasus RY, Sekda Kabupaten Bogor Diperiksa KPK

Sekda Burhanudin
Sekda Kabupaten Bogor Burhannudin.

BOGOR – RADAR BOGOR, Komisi Pemberantasan Korupsi terus mengembangkan kasus yang membelit mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin (RY).

Kali ini giliran Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin yang dipanggil lembaga anti rasuah tersebut, kemarin.

Juru bicara KPK Febri Diansyah menyebut, Burhanudin dipanggil sebagai saksi dalam penyidikan kasus gratifikasi pemberian lahan seluas 20 hektare yang diduga diterima RY, untuk memuluskan proses perizinan pembangunan sebuah pesantren di Desa Singasari dan Desa Cibodas, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor pada tahun 2010.

“Dipanggil (Burhanudin) sebagai saksi untuk RY,” ujar Febri kepada wartawan, kemarin.

Seperti diketahui, RY disangkakan KPK dengan dua kasus sekaligus. Yakni menyunat anggaran dinas sebesar Rp8,93 miliar dan menerima gratifikasi berupa lahan seluas 20 hektare dan mobil Toyota Velfire.

Adapun pemanggilan Burhanudin sejatinya bukan karena jabatannya sebagai sekda, melainkan jabatan masa lalunya. Yang mana saat proses perizinan lahan ponpes di Jonggol pada tahun 2010 itu, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.

Namun, KPK tidak menjelaskan detil kaitan Burhanudin dalam perkara ini. Diduga, Burhanudin mengetahui kronologi atau konstruksi kasus gratifikasi lahan di Jonggol dan penyunatan anggaran dinas di lingkungan pemerintah Kabupaten Bogor. “Untuk detil pemeriksaan kewenangan penyidik,” tambah Febri.

Selain Burhanudin KPK juga memeriksa dua saksi lainnya. Yakni Pegawai Kantor Pertahanan Kabupaten Bogor M Amin Rasyad, dan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernama M Odam.

Pemeriksaan ini menambah jumlah saksi yang sudah diperiksa KPK. Tercatat ada sembilan saksi yang diperiksa hingga kemarin.

Sebelumnya secara maraton KPK memeriksa enam saksi pada 21 hingga 26 Juni 2019. Diantaranya Dirut PT Hudaya Maju Mandiri Mochammad Ruddy Ferdian, Dirut PT Reggy Pratama Advertising dan Dirut PT Wahana Nusantara Komunika Rhendie Arindra, seorang wiraswasta Rudi Wahab, Camat Jasinga Bogor Asep Aer Sukmaji, pengelola pesantren Lesmana dan pihak swasta, I Sujana alias Cakra.

Terkait pemeriksaannya di KPK, Sekda Kabupaten Bogor Burhanudin enggan berkomentar. Baik itu ketika dihubungi melalui telepon maupun pesan pendek.

Meski begitu, sebelumnya mantan atasan Burhanudin, RY sudah lebih dulu buka-bukaan. Dia yang kali kedua menjadi tersangka KPK itu mengaku akan menjalani semua proses pemeriksaan.

Sebagai warga negara yang taat hukum, dia akan menjalani seluruh proses hukum yang ada. Dia pun siap untuk buka-bukaan di pengadilan nanti.

“Perihal mobil Vellfire dari pengusaha. Pada dasarnya itu bukan hadiah, waktu itu saya minta tolong tukar tambah mobil. Saya punya Serena waktu itu,” jelasnya kepada Radar Bogor Rabu (26/6/2019).

Sementara itu, salah seorang saksi yang enggan namanya dikorankan mengaku, tak dapat memenuhi permintaan KPK untuk hadir memberikan keterangan atas kasus yang menjerat RY karena sedang berada di luar negeri. Dia dipanggil KPK pada Jumat (21/6) lalu.

“Saya tidak datang karena kebetulan sedang di Singapura, dan surat juga baru saya ketahui pada hari Minggu (23/6) setelah di rumah,” ujarnya.

Meski begitu, lelaki yang juga pengusaha di Bumi Tegar Beriman ini mengaku telah meminta penjadwalan ulang untuk pemanggilannya sebagai saksi. Permohonan itu telah dilayangkannya pada Selasa (25/6/2019).

Dia mengaku pemanggilannya menjadi saksi untuk tersangka RY bukan kali pertama. Sebab, pada kasus pertama yang menjerat mantan Bupati Bogor itu di tahun 2014, dia juga diminta sebagai saksi untuk memberikan keterangan.

“Sempat dipanggil juga dulu tahun 2014 dan datang, pertama sebagai warga negara yang baik, kedua ya ingin meluruskan juga bahwa tidak ada urusannya dengan kasus beliau (red, RY), mengambil pekerjaan dari Pemkab juga tidak pernah seumur hidup,” jelasnya.

Memang, sambung dia, secara emosional kedekatannya dengan RY bukan hal yang baru. Hal itu memang sudah lama terjalin. Bahkan saat dirinya dilahirkan, RY datang melihatnya. Sebab, orang tuanya merupakan teman RY saat duduk di bangku SMA. “Jadi bukan yang baru dekat, dari dia nongkrong di jalan juga saya tahu,” pungkasnya. (ind/gal/c)