25 radar bogor

Universitas Djuanda Lepas 12 Lulusan Terbaik, 11 Tahfidzul

DILEPAS: Wisudawan dan Wisudawati Unida saat melakukan proses wisuda di Gedung Puri Begawan, Selasa (18/6).

BOGOR–RADAR BOGOR,Universitas Djuanda Bogor kembali melepas wisuda­wan dan wisudawati yang ke 39 di Puri Bengawan, Selasa (18/6).

Sebanyak 400 wisudawan yang dilepas dari berbagai fakultas. Dari Fakultas Pertanian berjumlah 38 orang, Ilmu Pa­­ngan 34 orang, Ekonomi 51 orang, FISIP 29 orang dan Ekonomi Islam sebanyak 22 orang. Selanjutnya, FKIP sebanyak 154 orang, Hukum 50 orang dan Program Pascasa­rajana 22 orang.

Rektor Universitas Djuanda, Dede Kardaya menyebutkan, ada 12 wisudawan dan wisuda­wati terbaik yang dilepas kali ini. Dengan nilai IPK tertinggi, yaitu 3,97 dengan lama pendi­dikan 3 tahun 8 bulan 24 hari dari Fakultas Pertanian, jurusan Agro­tek­nologi. Tak hanya mahasiswa dengan prestasi akademik saja, wisudawan tahfidzul sebanyak 11 maha­siswa juga dilepas.

Ia berharap, mahasiswa yang sudah diwisuda dapat berman­faat bagi orang banyak, kemas­la­hatan umat, keluarga, bangsa dan negara. Serta mampu menga­plikasikan ilmu yang sudah diraih dan berkarya nyata dalam kehidupan berma­syarakat dan bernegara.

Bisa berkarya nyata dalam bingkai akhlak mulia, hingga menjadi insan cerdas intelek­tual, emosional dan spiritual.

”Bermanfaat bagi pengemba­ngan diri. Mampu menyebarkan nama harum Universitas Djuanda,” tambahnya singkat.

Sebagai almamater, akan tetap dan terus mendukung berbagai hal yang dilakukan sepanjang hal tersebut dilakukan dengan baik dan untuk kepentingan masyarakat luas.

Dengan lulusnya para wisuda­wan di Universitas Djuanda Bogor maka secara sadar para lulusan yang telah dibekali 21 karakter tauhid.

Di tempat yang sama, Chan­cellor Universitas Djuan­da, Martin Roestamy menam­bahkan, wisuda ke-39 Univer­sitas Djuanda Bogor diharapkan dengan lulusnya para wisuda­wan di Universitas Djuanda sadar bahwa dirinya sudah diwariskan 21 karakter tauhid.

’’Dan mampu untuk menga­malkannya dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, bangsa, dan negara,” pungkas Martin Roestamy.(mer/b)