25 radar bogor

Perdagangan Hari Pertama, Saham BOLA Sempat Kena Autoreject

Perdagangan perdana saham Bali United di BEI, Jakarta, Senin (17/6). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
Perdagangan perdana saham Bali United di BEI, Jakarta, Senin (17/6). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Harga saham klub sepak bola Bali United yang dimiliki oleh PT Bali Bintang Sejahtera Tbk langsung melesat dalam perdagangan hari pertamanya, Senin (17/6). Bahkan emiten dengan tiker BOLA itu sempat mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) dan terkena autoreject.

Pada penutupan perdagangan Senin (17/6), harga saham BOLA melonjak 69,14 persen atau 121 poin ke Rp 296 per saham dari harga penawaran umum perdana sebesar Rp 175 per saham. Lantaran melesat terlalu tinggi, saham BOLA mengalami autoreject pada perdagangan hari pertamanya.

Padahal, pada IPOnya, saham BOLA telah melepas sebanyak 2 miliar saham atau setara dengan 33,33 persen saham pada harga penawaran perdana yang ditetapkan sebesar Rp 175 per saham. Dengan melalui penawaran umum perdana ini, klub berjuluk Serdadu Tridatu Jalak Bali berharap bisa memperoleh dana sebesar Rp 350 miliar.

Pada perdagangan pertamanya, transaksi saham BOLA mencapai sebanyak 129.500 lembar dengan nilai Rp 38,33 juta, dengan volume transaksi sebanyak 20 kali.

Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera Tbk, Yabes Tanuri mengaku senang dengan besarnya antusiasme pelaku pasar dan pendukung atas hadirnya Bali United di pasar modal. Buktinya pada hari ini, saham yang diperdagangkan sempat mengalami autoreject.

“Saya sangat senang sekali karena hari ini autoreject, itu membuktikan bahwa sepak bola menjadi salah satu perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia dan saya mengajak rekan untuk ikut melantai di bursa,” kata Yabes di Gedung BEI, Jakarta, Senin (17/6).

Yabes menyatakan, keberhasilan saham BOLA pada hari pertama tidak terlepas dari peran para pendukung Bali United yang ingin ikut memiliki saham klub yang dipimpin oleh Irfan Bachdim Cs tersebut. Rencananya, dana yang didapatkan melalui IPO akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan di entitas anak usaha dan modal kerja.

Perlu diketahui, Bali United memiliki beberapa entitas anak usaha, antara lain, PT Bali Boga Sejahtera, PT Kreasi Karya Bangsa, PT Radio Swara Bukit Bali Indah dan PT IOG Indonesia Sejahtera. Anak perusahaan tersebut rata-rata bergerak di bidang sportainment sampai dengan kuliner.

“Jadi, perseroan dan entitas anaknya memiliki sumber pendapatan yang beragam, baik dari tiket, hak siar TV, sponsor, cafe, play land, akademi, marketing agent dan e-sports,” pungkasnya.

Sementara itu, menurut analis Bina Artha Sekuritas, Nafan Aji, melejitnya saham BOLA dalam perdagangan saham hari pertamanya bisa jadi hanya sesaat. Menurut dia, harga saham perusahaan yang dimiliki konglomerat Pieter Tanuri itu akan kembali turun saat animo masyarakat berkurang.

“Hingga animo para investor berkurang, sehingga terjadi aksi profit taking,” tukasnya.

Sebagai informasi, klub sepak bola Bali United yang dimiliki PT Bali Bintang Sejahtera Tbk menjadi perusahaan publik ke-632 yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Penawaran umum perdana tersebut sekaligus menandakan bahwa Bali United menjadi satu-satunya klub sepak bola di Asia Tenggara yang telah go public.

Setelah Bali United, BEI tengah merayu tiga klub ternama yang kerap berlaga di liga utama lainnya untuk melepas saham juga di pasar modal di antaranya, Arema, Persib, dan Persija. Saat ini, Arema yang telah melakukan komunikasi langsung ke pihak BEI.

(JPG-ulfah magang)