25 radar bogor

Kiprah Sukses Noni Ayi, Pengusaha Produk Kecantikan NBS asal Bogor yang Menasional

Noni Ayi pengusaha produk kecantikan NBS.

BOGOR-RADAR BOGOR, Menapaki tangga kesuksesan, tak membuat Noni Ayi lupa diri. Ibu muda dengan dua anak tersebut justru sedang berjalan di jalur filantropi.

Bos dari produk kecantikan yang sedang naik daun, Noni Beauty Skin (NBS) itu ingin berkontribusi terhadap kota dimana ia dibesarkan.

Ya, dia berhasrat untuk terus membuka lapangan pekerjaan sekaligus mengedukasi muda-mudi Bogor dalam penggunaan produk kecantikan. Seperti apa kiprahnya?

“Semua tak datang secara instans.” Sepenggal kalimat tersebut menjadi pembuka kisah perjalanan hidup Noni Ayi. Ditemui Radar Bogor di sebuah kedai kopi di kawasan Bogor Nirwana Residence, kemarin sore, Noni bersemangat saat berbagi cerita seputar awal mula kiprahnya di dunia bisnis.

Istri dari M Rusli Privatevy itu mengaku membangun ‘kerajaan’ bisnisnya dari posisi nol.

“Sebelum berbisnis, saya pernah bekerja disebuah wahana hiburan. Setelah itu saya coba-coba membuka bengkel sandal dan sepatu, kemudian butik kerudung,” ujar ibunda dari Barra dan Bima itu.

Usai bisnis sandal dan sepatunya layu, Noni banting setir ke bisnis telepon seluler. Kendati modal untuk membuka gerai sudah ditangan, dia memilih untuk menjadi karyawan di gerai ponsel orang lain terlebih dahulu untuk mengasah keahlian.

”Satu bulan saya bekerja di toko HP milik orang lain. Sampai akhirnya saya tahu seluk beluknya, saya pun akhirnya berani buka sendiri,” tuturnya.

Pada awal 2014, Noni membuka gerai HP nya sendiri di Mal Jambu Dua dengan tiga orang karyawan. Kegigihan perempuan yang kelahiran 29 September itu berbuah manis hingga ia mampu membuka tiga gerai yang sama dengan menggaet 24 karyawan.

“Disaat enjoy-enjoynya (bekerja,red), saya justru kehilangan banyak waktu di rumah. Di saat itu saya diminta suami untuk fokus urus rumah karena memang saya sedang hamil anak ke dua,” paparnya.

Setahun berselang, insting bisnis Noni mulai kembali hidup. Itu ketika dia getol membeli produk kecantikan via penjualan daring.

Karena dia merasa cocok memakai kosmetik tersebut, Noni mulai memasarkannya ke teman-temannya. Strategi bisnis Noni kali ini sangat simpel.

Dia tak mencari margin keuntungan yang tinggi dari satu produk yang ia jual. Dia lebih mengincar arus penjualan yang berlangsung cepat.

Benar saja, roda pemesanan produk yang ditawarkan Noni pun berputar kencang. Padahal dia hanya sebatas dropship.

Apa itu dropship? Perlu diketahui, dropship adalah sebuah metode jual beli online di mana penjual tidak melakukan stok barang ataupun proses pengiriman.

Dalam sistem ini, akan sangat dibutuhkan seorang supplier sebagai pemasok barang. Noni hanya memajang foto-foto barang dagangan supplier di website atau akun media sosial sebagai tempat berjualan. Jika ada pembeli yang memesan, maka penjual cukup meneruskannya pada supplier.

“Dropship aku laku. Sekitar enam bulanan dan itu hanya memakai instragram. Dari situ untungnya dikumpulin. Akhirnya bisa stok 100 paket produk. Sampai ke 500 paket, lalu 1.000, sampai pernah 38 ribu paket. Akhirnya warga Bogor beli ke aku, bahkan pembeli di Lhokseumawe hingga Papua pun ke aku,” jelasnya.

Saat semua roda bisnisnya sedang bergulir kencang, Noni mendadak menahan diri. Dia sadar, jika kosmetik berupa krim pemutih yang ia jual belum mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Saya nggak mau (produk) berdampak buruk. Dengan modal yang saya punya, akhirnya saya beranikan diri memiliki produk sendiri,” cetusnya.

Keberanian Noni dalam membuat dan memasarkan produknya sendiri memang tak lantas berjalan mudah. Dia awali lagi semua lewat jalinan kerjasama jasa makloon dengan perusahaan kosmetik besar di Jakarta.

Dengan jasa makloon, Noni pun mesti mematenkan nama produknya dan menjalani beragam tahapan yang tak mudah agar lulus uji di BPOM.

“Saya lakukan semua setahun lalu selama tujuh bulan. Dalam pembuatan produknya, saya butuh berulang kali hingga menemukan komposisi dan formulasi produk kecantikan yang tepat,” cetusnya.

Setelah hampir tujuh kali merevisi formula untuk produk kecantikannya, Noni akhirnya berani memasarkan NBS.

“Dalam praktiknya saya mesti coba sendiri formula-formula itu. Sempat kulit saya menghitam, berjerawat, hingga akhirnya saya dan dokter kecantikan perusahaan menemukan formulasi yang sangat pas,” tambahnya.

Awal 2019, NBS akhirnya muncul ke pasaran kosmetik tanah air. Tantangan Noni kemudian bagaimana dia mampu sukses memasarkan produknya sendiri, layaknya dia memasarkan produk kosmetik sebelumnya.

“Saya mesti membeli 10 ribu paket produk ke perusahaan. Dari situ saya membuat skema pemasaran yang efektif. Dimana saya hanya akan menetapkan satu kota dengan satu agen penjualan,” tuturnya.

Dalam tiga bulan berjalan, produk NBS sudah turut berkompetisi di pasar kosmetik Indonesia.

Pesanannya pun sudah mencapai angka 20 ribu paket produk. Dan yang dealer resmi NBS sudah ada di Bogor, Jakarta, Surabaya dan Jogjakarta.

Sementara ada 19 reseller yang siap melayani pelanggan di Banjarmasin, Palangkaraya, Aceh, Padang hingga Papua.

Produk NBS pun kini ramai dijajakan artis-artis kenamaan di akun-akun media sosial mereka. Dari mulai diva tanah air, Krisdayanti, Denada, Olla Ramlan, Mulan Jameela dan banyak lagi.

“Rencananya saya ingin menempatkan Luna Maya sebagai brand ambassador. Target saya 29 artis bisa menggunakan NBS,” tuturnya.

Ada dua paket produk NBS yang menguasai pasaran kosmetik tanah air saat ini. Yang pertama Lightening Ultimate yang terdiri dari diamond glow, krim siang dan krim malam, toner dan sabun, seharga Rp400 ribuan.

Kemudian paket intensive ultimate yang terdiri dari krim siang dan krim malam, sabun, toner, acne spot dan serum lifting yang dihargai dengan kisaran Rp200 ribuan.

Ke semua produk NBS, Noni jamin aman karena sudah lulus uji BPOM. Terlebih NBS tak mengandung merkuri. NBS menggunakan formula alpha arbutin yang notabene mampu bekerja efektif dalam mencerahkan kulit.

“Tahun ini saya akan mengeluarkan produk body lotion, BB cushion, blush on dan body spray. Saya berharap masyarakat kian sadar dalam penggunaan kosmetik. Sebaiknya masyarakat mau menggunakan produk yang sudah bersertifikat dan lulus uji BPOM. Ini penting karena menyangkut kesehatan kulit dan tubuh kita,” jelasnya.

Noni yakin, pasar kosmetik tanah air tak akan redup. Sebab menurutnya kosmetik adalah barang primer bagi kaum hawa.

Dia pun yakin kemanfaatan NBS tidak hanya soal kecantikan semata. Noni sadar, dia mesti berbuat sesuatu untuk kota Bogor yang membesarkannya.

Setidaknya lewat pembukaan lapangan kerja. Tahun ini saja, Noni akan kembali membuka kantor di bilangan Bogor Selatan dan klinik kecantikan di Surabaya.

Di luar bisnis kecantikan, Noni juga menjajaki sejumlah bidang usaha lain. Dia memiliki usaha ekspedisi atau jasa pengiriman barang yakni JNE, JNT dan Cargo. Dia pun memiliki usaha di bidang laundry.

“Ada kesempatan lapangan kerja yang sangat menguntungkan di sini. Tak perlu modal bahkan. Jika laku, keuntungannya per produk bisa mencapai Rp100 ribu hingga Rp200 ribu. Semoga ini bermanfaat betul bagi masyarakat,” cetusnya.(gar/*)