25 radar bogor

Diterapkan di Kota Bogor, ‘Ngabaso’ Diharapkan Tumbuhkan Karakter Siswa

BOGOR-RADAR BOGOR, Program Ngabring Bareng ka Sakola (Ngabaso) mulai diterapkan di Kota Bogor, Selasa (18/6/2019). Prosesi peluncuran program tersebut disaksikan Wali Kota Bogor Bima Arya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukasari, Jalan Siliwangi, Bogor Timur.

Dari pantauan, para siswa memulai aktivitas ‘Ngabaso’ pada jam 06.00 WIB. Siswa-siswi tersebut berkumpul tepat di depan Jalan Gardu Tinggi Sukasari. Mereka kemudian bersama-sama jalan kaki menuju SD Negeri Sukasari. Mereka berjalan kaki sekitar 300 Meter atau hanya lima menit untuk sampai ke sekolah.

Program tersebut juga dilakukan oleh orang tua anak dengan cara tidak mengantarkan anaknya sampai ke depan gerbang sekolah.

Menurut Bima, program tersebut bertujuan agar anak-anak terbiasa berjalan kaki sehingga memiliki tubuh yang sehat dan memiliki kepedulian terhadap teman-teman sebayanya.

“Program yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat sejak November 2018. Buat saya ini program yang luar biasa maka dari itu didukung Pemerintah Kota Bogor seribu persen. Program tersebut pun bertujuan agar anak-anak memiliki empat nilai, yakni kesehatan fisik, kecerdasan, IQ, dan ESQ,” ujar Bima Arya.

Program Ngabaso ini, lanjut Bima, bukan hanya membangun karakter siswa tetapi juga membangun karakter semua dinas. Pasalnya, tidak hanya anak yang diminta berjalan kaki dan saling bergaul membangun pertemanan tapi juga dinas terkait yang turut membantu kondisi sepanjang jalan dari rumah ke sekolah.

“Mungkin anak jalan kaki ke sekolah bukan hal baru tetapi sekarang bedanya lingkungannya ditertibkan, ada monitoring, dan evaluasi dari sekolah dan dinas,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri Sukasari Kota Bogor Sri Sunarti mengatakan, sekolahnya ditunjuk langsung dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjadi salah satu pilot project. Pihaknya pun telah mempersiapkan hal ini dari jauh hari dengan melakukan sosialisasi step by step ke warga sekolah, siswa dan dan orangtua. Serta telah melakukan uji coba selama empat hari.

“Respon orangtua, siswa semuanya mendukung dan siswa semangat karena memang rata-rata tempat tinggal siswa tidak terlalu jauh dari sekolah, tapi kalau yang harus naik angkot bisa tetap jalan dengan turun agak jauh dari sekolah,” pungkasnya. (Humpro :fla/indra/arvan/pri)