25 radar bogor

Tuntut Uang Rp900 Ribu untuk Nebus Ijazah Murid SMP di Parung Dikembalikan

Sugeng Teguh Santoso saat diwawancarai awak media.

PARUNG-RADAR BOGOR, Kabar dugaan salah satu murid SMP di Parung yang ditahan ijazahnya oleh pihak sekolah dan harus menebus hingga Rp1,2 juta, langsung direspon Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor.

Miris! Ijazah Murid SMP di Parung Ditahan Pihak Sekolah, Harus Bayar Rp1,2 Juta

Melalui Kasi SMP Yanto Ngugianta, Disdik Kabupaten Bogor langsung mengecek kebenaran informasi tersebut.

Ia mencoba klarifikasi kepada pihak sekolah untuk menanyakan perihal siswa yang ijazahnya tertahan. Hasilnya, pihak sekolah membantah tak ada penahanan.

“Sudah kita cek tidak ada yang ditahan, silahkan ambil kapan saja dan tidak ada biaya adminitrasi. Sementara sekolah libur nanti ambil kalau sudah masuk,” pungkasnya.

Sementara itu, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Keadilan Bogor Raya merespon positif upaya Disdik Kabupaten Bogor untuk menyelesaikan masalah dugaan ijazah murid SMPN di Parung yang ditahan pihak sekolah.

“Saya apresisasi masalah tersebut sudah selesai, dan meminta Disdik bisa memberikan arahan pada kepala sekolah agar tak ada pungutan lagi. Dan jangan lupa uang yang sudah dibayarkan Rp 900 ribu dikembalikan,” kata Ketua LBH Bogor Raya Sugeng Teguh Santoso kepada Radar Bogor, kemarin.

STS-sapaanya juga menambahkan, kedepan harus ada pengawasan dan sanksi oleh Kepala Disdik pada kepala sekolah yang berani mengutip uang diluar kententuan. Karena, status sekolah Negeri semuanya gratis.

“Kalau bersumber dari peserta didik atau orang tua didik ada dua kategori sumbangan dan pungutan. Sumbangan itu sukarela, pungutan wajib. Pungutan sudah tidak ada lagi di sekolah negeri,” tambahnya.

Lebih lanjut ia mengaku, situasi seperti ini jangan sampai terjadi lagi karena apapun sifatnya kalau tidak sesuai aturan tentunya tidak boleh. Makanya Disdik harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap sekolah negeri.

“Semoga murid yang sempat tertahan ijazahnya bisa melanjutkan sekolah ke jenjang SMA sehingga tak ada kejadian serupa lagi,” jelasnya. (nal/c)