BOGOR-RADAR BOGOR, Masih tingginya harga tiket pesawat rupanya tidak terlalu berdampak dengan tingkat hunian hotel di wilayah Kabupaten Bogor khususnya Puncak pada libur lebaran lalu.
Faktanya, dari data yang dilansir Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bogor, sejak H+1 Lebaran okupansi hotel diatas rata-rata, tembus di angka 70 persen.
“Sejak H+1 hingga tanggal 9 Juni lalu, rata-rata okupansi diatas 70 persen dari hotel yang melaporkan. Bahkan jika dibandingkan dengan libur lebaran tahun lalu, ada peningkatan sebesar 10 persen,” urai Wakil Ketua BPC PHRI Kabupaten Bogor, Boboy Ruswanto.
Boboy melanjutkan, dari 85 hotel yang terdaftar sebagai anggota PHRI, hampir 90 persen diantaranya berlokasi di wilayah Puncak, sedangkan sisanya tersebar di wilayah lain.
Menurutnya, Kabupaten Bogor tidak terlalu dirugikan dengan masih tingginya harga tiket pesawat, lantaran kebanyakan yang berkunjung ke Puncak adalah dari Jadetabek, meski ada juga dari luar Jadetabek.
“Disamping berlibur juga silaturahmi atau mudik. Biasanya yang mudik ada juga yang menginap di hotel, dan mereka menggunakan kendaraan pribadi, artinya tidak ada pengaruhnya dengan harga tiket pesawat mahal,” paparnya.
Hotel-hotel di Puncak dan sekitarnya diakui Boboy masih menjadi primadona wisata, dengan fasilitas dan klasifikasi hotel yang ditawarkan. Biasanya jika sudah hotel diatas bintang 3, maka fasilitas lengkap untuk liburan bersama keluarga.
“Libur lebaran ini jadi momentum bagus setiap hotel meningkatkan okupansi. Dan setelah lebaran kembali stabil, untuk hotel yang punya fasilitas meeting room, akan mulai lagi dengan kegiatan meeting atau pelatihan, baik dari dinas atau instansi swasta,” paparnya.
Setelahnya, sambung Boboy, okupansi akan stagnan di angka 50 persen hingga 60 persen, dan kembali meningkat di moment libur Natal juga Tahun Baru. “Karena setelah lebaran ini kan tidak ada lagi libur panjang,” kata Boboy. (wil/c)
