BOGOR–RADAR BOGOR,Penetapan kebijakan pembatasan akses media sosial yang dilakukan pemerintah rupanya sangat berdampak dan menghambat para penggiat jual beli online di media sosial.
Hal tersebut dirasakan, pebisnis online Mila Wiarti yang mengusung brand Twist Rope, hari pertama pembatasan media sosial dan WhatsApp, dirinya tidak bisa melakukan aktivitas jual beli sama sekali.
“Seharian aku enggak jualan karena belum tahu VPN,” katanya.
Agar aktivitas jual belinya tetap berjalan, Mila mengaku terpaksa harus menggunakan VPN, agar bisa berkirim sekaligus upload gambar. Tapi dengan catatan untuk transaksi perbankan, seperti mengecek mutasi rekening tidak menggunakan VPN, melainkan jaringan biasa.
“Takut ada data pribadi yang dicuri, karena aku pakai VPN tidak berbayar,” katanya.
Mila mengungkapkan, pembatasan media sosial dan WhatsApp ini sangat berpengaruh, meski kata Mila belum ada customer yang protes.
“Customer kebanyakan order tengah malam. Apa karena WhatsApp-nya baru nyampe, entah memang jaringannya lagi benar jam tengah malam,” jelasnya.
Alhasil, omzet bisnis online-nya pun dipastikan menurun. Namun untungnya masih diimbangi dengan penghasilan dari marketplace miliknya.
“Kalau di marketplace kan enggak ada masalah. Apalagi jelang Lebaran, marketplace lagi perang promo, gratis ongkir, jadi pendapatan masih bisa ketutup dari situ,” paparnya.
Meski diakui Mila, pendapatan dan pangsa pasarnya lebih besar dari media sosial, khususnya Instagram. Sebab dari Instagram-lah, sambung Mila, dirinya kerap menginformasikan promo-promo apa saja yang ada di marketplace dan berlanjut ke WhatsApp.
“Menghambat sama jualan yang olshop-olshop. Kerugian bisa sampai 50 persen akibat medsos dibatasi, traffic juga kan turun drastis,” paparnya.
Sementara itu, pengamat ekonomi Syaifudin Zuhdi menilai, pembatasan medsos dan WhatsApp ini jelas bagi pebisnis sangat merugikan hingga 80 persen juga merugikan masyarakat yang pada saat ini menghadapi Lebaran sedang tinggi-tingginya transaksi maupun order.
“Sebaiknya pemerintah kalau memang ingin memperbaiki perekonomian nasional tidak seharusnya melakukan ini. Berdampak negatif hampir seluruh sendi-sendi perekonomian masyarakat, yang dipertimbangkan hanya aspek politik tidak mempertimbangkan aspek lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara meminta maaf atas kesulitan yang ditimbulkan dari penetapan kebijakan pembatasan akses media sosial yang berdampak pada pengusaha berbasis online.
“Saya mohon maaf, sementara tidak bisa gunakan fitur gambar, terutama (mereka yang) jualan online untuk memanfaatkan gambar di media sosial terkena dampaknya, saya turut prihatin,” tukasnya.(wil/ded/net)