25 radar bogor

Daftar 6 Korban Tewas Kerusuhan 22 Mei, Mayoritas Luka Tembak di Dada dan Kepala

Suasana rusuh demo di Bawaslu Jakarta, kemarin.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Aksi damai 21-22 Mei menolak proses pemilu curang di depan Gedung Bawaslu Jalan MH Thamrin Jakarta menjadi rusuh, kemarin.

Akibat kerusuhan tersebut 6 orang dilaporkan tewas dan 347 luka parah. Polisi juga menetapkan 257 tersangka karena dituduh melawan petugas keamanan dan memprovokasi massa.

Dari data yang diperoleh, ke enam korban tewas itu mengalami luka tembak di dada, leher serta kepala. Usia korban pun rata-rata masih sangat muda. Bahkan ada yang masih duduk di bangku SMP.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian Tito tidak membantah bentrok yang terjadi memunculkan korban. Baik luka maupun meninggal dunia.

”Saya juga mendapatkan laporan dari Kapusdokkes Polri. Informasinya ada enam orang yang meninggal,” ucap dia.

Guna memastikan penyebab meninggalnya enam orang tersebut, Polri akan terus mendalami insiden tersebut.

Ia menjelaskan, saat bentrok terjadi antara massa dengan polisi, beberapa provokator yang ditangkap oleh aparat keamanan sudah menyampaikan bahwa mereka tidak semuanya murni berdemo atas insiatif sendiri. ”Mereka mengaku ada yang membayar,” ungkap Tito.

Keterangan tersebut diperkuat temuan sejumlah amplop berisi uang mencapai Rp6 juta dari massa yang diamankan di sekitar kantor Bawaslu.

Tidak hanya itu, petugas keamanan juga mendapati ambulans yang dipakai mengangkut batu dan alat pukul.

Kini ambulans tersebut sudah diamankan oleh aparat kepolisian. Dari beragam temuan yang berhasil didapatkan oleh petugas, lanjut Tito, bentrok dengan petugas memang sudah menjadi target kelompok tersebut. ”Kelompok yang sengaja langsung menyerang dan tujuan untuk membuat kerusuhan,” terangnya.

Mantan kepala Polda Metro Jaya itu pun menyinggung niat kelompok-kelompok tertentu untuk beraksi saat demo berlangsung. ”Apalagi ada upaya untuk memprovokasi dan men-setting itu. Menciptakan martir, menyalahkan aparat sehingga kemudian membangun amarah publik,” bebernya.

Dia juga menjelaskan soal penangkapan beberapa pihak yang kedapatan menguasai senjata api untuk mematik rusuh pada aksi kemarin.

Diantaranya, sambung Tito, senjata api jenis M4, dua senjata api laras pendek, dan dua kardus amunisi. ”Lebih dari 50 butir, hampir 60 butir. Dan pengakuan mereka juga sama. Akan dipakai pada saat tanggal 22,” jelasnya.

Selaian aparat dan pejabat, massa pun menjadi sasaran mereka. Tujuannya supaya massa mengira yang melesakkan tembakan tersebut adalah aparat keamanan.

Sehingga bisa menyulut massa untuk rusuh dengan petugas. Atas kejadian tersebut polisi sudah mengamankan 257 orang tersangkan yang terlibat ricuh 22 Mei.

Terkait dengan korban yang bermunculan saat bentrok terjadi, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menegaskan kembali bahwa pucuk pimpinan Polri maupun TNI melarang petugas di lapangan menyerang massa. Semua anggota Polri maupun prajurit TNI yang di tempatkan di garda terdepan tidak dibekali senjata api.

”Senjata disimpan di gudang, mereka menggunakan perisai dan pentungan dan tentu dengan perlengkapan yang lain. Tapi, bukan senjata api,” jelasnya.

Berdasar investigasi yang sudah dilakukan, ia menyebutkan bahwa pihaknya melihat ada upaya untuk memutarbalikan fakta. Yang tujuannya tidak lain untuk menyudutkan aparat keamanan maupun pemerintah.

”Kesimpulan kami, ada niatan atau skenario membuat kekacauan dengan menyalahkan petugas aparat keamanan, membangun antipati terhadap pemerintah yang sah dan membangun kebencian kepada pemerintah,” beber dia.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah sudah mengantongi identitas perusuh pasca aksi damai Selasa malam.

Serupa penjelasan Tito, dia menuturkan, massa yang bentrok dengan aparat keamanan tidak sama dengan demonstran yang melakukan aksi damai. ”Sebenarnya dari hasil investigasi saat ini sudah mengetahui dalang aksi tersebut,” ungkap dia.

Namun demikian, Wiranto belum bisa membuka identitas dalang rusuh berbuntut bentrok tersebut. Yang pasti, dia tegas menyampaikan, aparat keamanan tidak akan tinggal diam. ”Aparat keamanan akan bertindak tegas secara hukum,” jelasnya.

Dia juga menegaskan, negara tidak akan kalah dengan aksi-aksi melanggar hukum yang dilakukan oleh para perusuh tersebut. ”Negara harus melindungi segenap bangsa,” tambah dia.

Berdasar pengamatan yang dilakukan oleh pemerintah, lanjut Wiranto, ada keterkaitan antara satu kasus dengan kasus lain yang muncul belakangan ini.

Dari sana, mereka bisa mengidentifikasi orang yang berada dibalik kerusuhan di beberapa titik di Jakarta.

”Dalang itu kami sudah tahu dan sedang dalam kajian penyelidikan lebih dalam lagi,” imbuhnya. Dia memastikan langkah hukum terhadap orang-orang tersebut sesuai ketentuan. (ind/jpg)

Data Korban Tewas

1. Adam Nooryan (17)

  • Warga Jembatan Lima Tambora, Jakarta Pusat.
  • Meninggal di RS Tarakan, diduga alami luka tembak di bagian dada.

2. Farhan Safero (31)

  • Warga RT2/7, Kelurahan Grogol, Limo, Kota Depok.
  • Luka tembak di leher dan tembus ke belakang

3. Widyanto Rizki Ramadan (17)

  • Siswa kelas tiga SMK 60 Jakarta.
  • Meninggal di RS Tarakan, diduga alami luka tembak di bagian leher.

4. Abdul Aziz (27)

  • Warga Kampung Rocek Barat, RT 12/04, Desa Rocek, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

5. Bachtiar Alamsyah

  • Warga Tangerang
  • Tewas diduga tertembak di bagian dada.

6. Raihan Fajri (16)

  • Siswa SMPN 181 Jakarta
  • Luka di bagian kepala.