25 radar bogor

BTN Berencana Kuasai Mayoritas Saham PNMIM

JAKARTA-RADAR BOGOR, Langkah PT Bank Tabungan Negara Tbk mengambil alih PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNMIM) diharapkan semakin mengukuhkan bank yang fokus di sektor properti ini dalam mengembangkan kredit di sektor perumahan.

Dirut Bank BTN Maryono menyebut masuknya BTN ke PNMIM diharapkan akan mengembangkan bisnis BTN ke depan, khususnya dalam pengembangan kredit perumahan. “Kami akan lebih fokus pada hal-hal yang secara bisnis akan menambah pertumbuhan kinerja perseroan. Termasuk dalam hal ini aksi korporasi BTN untuk mengambil alih mayoritas saham PNMIM,” kata Maryono dalam keterangannya mengenai pengambilalihan saham PNMIM di Jakarta, Senin (20/5).

Langkah BTN menggenggam saham PNMIM dilakukan lewat sejumlah tahapan. Pertama adalah Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) yang telah ditandatangani pada bulan April lalu. Adapun transaksi pembelian 30% saham atau senilai Rp 114,3 miliar tersebut saat ini dalam proses permohonan persetujuan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Kami harapkan OJK dapat memberikan persetujuannya pada Juni 2019 sehingga kami bisa melanjutkan tahapan selanjutnya untuk menambah kepemilikan saham hingga sekitar 85%,” kata Maryono.

Maryono menambahkan aksi korporasi Bank BTN mengambil alih saham PNMIM mendapatkan sambutan yang baik dari para pemegang saham. Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank tahun 2019-2021, perseroan berencana memiliki anak usaha di bidang manajemen investasi untuk meraup pendapatan non bunga dan persiapan pengelolaan dana pengelolaan dana Tabungan Perumahan.

Total aset BTN tahun 2018 mencapai Rp 306,4 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 261,4 triliun. Pertumbuhan aset tersebut mencapai 17,24% atau berada diatas rata-rata industri yang tercatat 9,21% yoy. Sementara itu kredit dan pembiayaan yang diberikan tercatat mencapai Rp237,8 triliun, meningkat dibanding tahun 2017 yang sebesar Rp198,9 triliun. Kredit dan pembiayaan ini tumbuh 19,48%. Angka tersebut jauh diatas rata-rata pertumbuhan kredit tahun 2018 lalu yang dicatatkan industri sebesar 11,75% yoy.

Dengan membaiknya sektor properti, Kredit dan pembiayaan diharapkan manajemen tetap melaju dengan pertumbuhan 12%-14%, sementara DPK ditargetkan tumbuh di angka yang sama yaitu 12%-14%.

“Kami fokus mengejar low cost fund untuk memperbesar porsi dana murah, strateginya antara lain mengejar nasabah captive dengan menggunakan produk KPR sebagai entry poin, merangkul nasabah dari generasi milenial dan mengembangkan fitur digital banking, untuk meningkatkan dana murah berbasis transaksi,” kata Maryono.(JPG/magang-Dilah)