25 radar bogor

Cacar Monyet Belum Pernah Terjadi di Indonesia, Ini Penjelasan Pakar Hewan IPB

Cacar Monyet
Ilustrasi Cacar Monyet

BOGOR-RADAR BOGOR, Monkeypox atau cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Virus ini masuk genus Orthopoxvirus, famili Orthopoxviridae.

Penyakit ini seperti smallpox pada manusia, disebabkan variola atau smallpox virus yang berkerabat dekat dengan monkeypox, tetapi bersumber pada hewan.

Hewan yang peka terhadap monkeypox virus di antaranya monyet, kera, rodensia, dan mamalia kecil.

“Sumber virus di hewan bisa berasal dari lesio kulit, urin, feses, eksudat dari mulut, hidung, dan konjungtiva, serta semua jaringan hewan terinfeksi,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (FKH IPB), Prof. Dr. drh. Srihadi Agungpriyono.

Lebih lanjut Prof. Srihadi menyampaikan, penularan dari hewan ke hewan melalui kontak langsung dengan sumber virus misalnya gigitan, cakar, dan endusan. Penularan diduga terjadi juga melalui aerosol atau kontak dekat.

Penularan dari hewan ke manusia bisa melalui kontak langsung dengan lesio (kulit), darah, dan cairan (eksudat) hewan terinfeksi, gigitan dan cakaran, melalui aerosol saat kontak dekat dengan hewan terinfeksi, serta konsumsi daging hewan liar yang dikenal “bush meat“ . Kasus “bush meat” merupakan kasus pada manusia di Afrika.

“Penyakit monkeypox belum pernah dilaporkan di Indonesia baik pada hewan maupun manusia, sehingga penyakit ini dalam istilah kesehatan hewan dikategorikan eksotik,” kata Prof. Srihadi.

Dari aspek kesehatan hewan, maka otoritas veteriner perlu membuat kebijakan tentang tindakan-tindakan preventif terkait masuknya hewan-hewan, terutama rodensia dan ‘exotic pet’ dari negara endemik monkeypox.

“Mengingat ini penyakit zoonotik, maka perlu ada koordinasi antara bidang kesehatan, kesehatan hewan, satwa liar, dan instansi terkait, untuk segera membuat serta mengambil langkah-langkah tindakan preventif termasuk kesiapsiagaan darurat atau emergency preparedness terkait masuknya virus Monkeypox,” papar Prof. Srihadi.

Selain itu, kata Prof. Srihadi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) terhadap masyarakat harus segera disusun dalam rangka meredam keresahan dan kekhawatiran masyarakat.

Prof. Srihadi mengatakan, para pakar di FKH IPB sepakat agar masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan dan tetap memperhatikan himbauan dan saran yang disampaikan oleh pemerintah melalui instansi terkait. (*/ris/ysp)