25 radar bogor

Warga Minta Rute Trans Pakuan Cidangiang-Bubulak Dioperasikan Kembali

Lima Peserta Lolos Seleksi Calon Direktur PDJT, Dedie: Banyak Pelamar Bukan dari Bidang Transportasi
Lima Peserta Lolos Seleksi Calon Direktur PDJT, Dedie: Banyak Pelamar Bukan dari Bidang Transportasi

BOGOR-RADAR BOGOR, ‘Hidup segan, mati tak mau’ itu mungkin menjadi peribahasa yang kini menggambarkan keadaan bus rapid transit milik Kota Bogor yang dikelola Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT).

Transportasi yang dulunya menjadi andalan warga, kini mandek dan hanya memiliki satu rute perjalanan, yaitu Cidangiang-Sentul. Sementara rute lainnya, yaitu Cidangiang-Bubulak hingga saat ini belum jelas kapan bisa diaktifkan kembali.

Sedangkan warga Bogor masih banyak yang mengharapkan rute tersebut kembali beroperasi.

Seperti yang dikatakan Anih Suningsih. Warga RW 03, Kelurahan Kedung Waringin itu mengatakan bahwa selama ini warga sangat terbantu dengan adanya Transpakuan jurusan Bubulak-Baranangsiang.

Karena, menurut dia, hanya dengan satu kali naik kendaraan untuk menuju pusat kota.

Hal yang sama diutarakan, Jamaludin, Ketua Karang Taruna Genta Waringin. Baginya, keberadaan Transpakuan sangat efektif mengurai kemacetan Kota Bogor khususnya.

“Trans pakuan harus tetap diberdayakan, terlebih untuk mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi,” ungkapnya kepada Radar Bogor, Minggu (12/5/2019).

senada, Lastri, seorang ibu rumah tangga warga Bubulak pun berharap, rute tersebut kembali beroperasi karena sangat bermanfaat.

“Seharusnya masih layak beroperasi, sangat bermanfaat untuk warga dan biar lebih komplit lagi transportasi di Kota Bogor,” cetusnya.

Ketiganya mewakili suara ratusan warga yang sudah didata. Berdasarkan polling Radar Bogor melalui media sosial Instagram keberadaan bus Transpakuan rute Cidangiang – Bubulak masih dibutuhkan masyarakat.

Terbukti dari 820 suara, sebanyak 503 suara setuju bus milik PDJT itu beroperasi lagi. Sementara 317 suara tidak setuju. Polling yang ditutup pada pukul 21.00 WIB itu menyedot perhatian warganet sebanyak 3.253 orang.

Menanggapi hal itu, Plt Direktur Utama (Dirut) PDJT Endang Suherman mengungkapkan, trayek Cidangiang – Bubulak yang kembali terhenti setelah beroperasi beberapa waktu lalu dibutuhkan subsidi tarif untuk pengoperasiannya. Saat ini, belum ada kepastian akan seperti apa. Sebab, kata dia, masih dalam tahap pembahasan.

Disisi lain, kata Endang, Wakil Walikota Bogor, Dedie A Rachim, usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke terminal Bubulak beberapa hari lalu meminta PDJT agar fokus terlebih dahulu pada trayek Cidangiang – Belanova.

“Sesuai arahan Pak wakil meminta kita untuk fokus pada trayek Cidangiang – Bellanova dulu,” jelasnya.

Endang juga menuturkan, delapan unit bus yang kini masih terparkir di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor sedang diupayakan untuk bisa segera diselesaikan proses administrasinya.

PDJT yang tak lagi mendapat bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor secara perlahan mengumpulkan biaya sendiri untuk mengeluarkan delapan unit bus bantuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun 2018 itu.

Salah satunya dengan membuka kerjasama dalam bidang periklanan dengan stakeholder yang ada di Kota Bogor.

“Iklan-iklan di badan bus sedang kita jajaki, kita sudah tawarkan ke Bank Kota Bogor untuk pasang di dua unit bus, PDAM Tirta Pakuan dua unit dan Jungleland dua unit, biaya BBNK kendaraan baru dari iklan itu,” akunya.

Kendati demikian, ada kendala lain yang dihadapi oleh PDJT, yaitu faktur kendaraan yang sudah mati, sehingga harus diperbaharui. Dia mengaku sudah mengajukan faktur dari karoseri yang bersangkutan untuk segera mengurusnya. Karena jika tidak maka proses penyelesaian BBNKB akam tersendat.

“Penambahan biaya karena faktur mungkin ada, kita jajaki dulu berapa kebutuhannya, karena dari delapan unit yang ada paling tidak kita urus empat atau lima unit dulu, sedangkan untuk penebusan itu kita akan cicil, kemungkinan dua dulu,” bebernya.

Pria yang juga menjabat Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokoler pada Sekretariat Daerah (Setda) Kota Bogor ini masih yakin PDJT akan kembali berkembang.

Sebab, melihat potensi saat ini yang masih cukup besar dalam bidang angkutan transportasi massal. Namun tentu butuh dorongan dan dukungan seluruh pihak.

Dia juga menilai agar PDJT tetaplah menjadi BUMD. Sebab jika menjadi BLUD hanya terfokus pada pelayanan saja dan tetap membutuhkan subsidi pemerintah.

“Inovasi yang kita rencanakan nanti juga PDJT tak hanya fokus pada angkutan saja tetapi akan bergerak juga di bengkel untuk mendukungnya, sehingga bisa menjadi satu paket, kalau dilebur menjadi BLUD kan hanya fokus pelayanan trasnportasi saja, itu pun perlu subsidi,” katanya. (gal/cr2/d)