25 radar bogor

Kisah Hijrah Winda F Basir, Kini Lebih Menikmati Hidup

BOGOR-RADAR BOGOR, November 2017 menjadi titik balik seorang Winda F. Basir. Masalah yang bertubi-tubi membuat Winda pada akhirnya lebih dekat dengan Sang Khalik.

Wanita kelahiran Palembang, 22 Maret ini awalnya merupakan sosok yang jauh dari Allah. Setiap kali ada masalah yang biasa dilakukan hanya menangis dan sejenak melupakan masalah dengan berkumpul bersama teman-teman.

“Kalau ada apa-apa cuma bisa nangis, di situ perang batin, harus memperbaiki diri, harus mendekatkan diri sama Allah. Mulai menonton kajian-kajian di Youtube, mau hidup baik tapi enggak mau berubah sama saja bohong. Intinya mendapatkan hidayah jika ingin memperbaiki kehidupan di dunia, terlebih dahulu harus memperbaiki untuk modal di akhirat,” kata Winda.

Perlahan tapi pasti, Winda pun mulai menanggalkan baju yang biasa dikenakannya dan lebih nyaman berpakaian serba tertutup, pun dengan baju olahraga bersepeda yang dimilikinya.

Ya, Winda mengaku memang memiliki hobi bersepeda, dan seringkali dia lakukan bersama teman lelakinya.

“Kalau dulu, ngilangin stress sepedahan sampai jauh, tapi hanya hilang sementara. Mulai hijrah belajar agama, bertemu dengan teman dekat yang memang lebih paham, belajar buka Alquran karena memang jarang buka,” urai dia.

Hingga akhirnya, sambung Winda, untuk kali pertama pada ramadan tahun lalu, Winda bisa mengkhatamkan bacaan Alquran nya, hal yang selama ini tidak pernah terpikirkan olehnya.

“Setelah memutuskan berhijrah, tiga bulan di tahun lalu itu waktu tidur kacau, jarang tidur karena takut enggak bangun lagi. Takut juga jika mati nanti dalam keadaan berbuat dosa,” urainya.

Winda mengaku untuk memperdalam ilmu agamanya, kajian-kajian pun sering diikuti dan untuk pertama kali selama hidupnya, Winda masuk ke Masjid Raya Bogor untuk mengikuti kajian.

“Dari kajian banyak yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, soal salat yang benar, wudu dan lainnya,” katanya.

Jika sebelum berhijrah, Winda mengaku setiap kali ada masalah hanya bisa menangis dan melupakan sejenak dengan berkumpul bersama teman, kali ini Winda hanya bisa berpasrah dan menyerahkannya ke Allah. “Sekarang lebih menikmati hidup,” tandasnya. (wil/c)