25 radar bogor

Jangan Terjebak di Konflik Politik, Tokoh NU: Perbanyak Ibadah

Joko Widodo dan Prabowo Subianto usai debat perdana pilpres

JAKARTA-RADAR BOGOR,Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Ahmad Muwafiq meminta masyarakat Indonesia menjadikan bulan Ramadan sebagai momentum berharga untuk beribadah. Dari pada ikut larut dalam perdebatan penuh kebencian hanya karena saling mengklaim hasil pilpres.

“Jangan disia-siakan. Ramadan adalah momentum yang paling berharga. Terkait hasil pemilu, kita sudah sepakati bahwa ada lembaga resmi dan konstutional yang sedang menyelesaikan tugasnya,” kata ulama yang bisa disapa Gus Muwafiq itu di Jakarta, Kamis (9/5).

Mantan asisten pribadi Presiden Gus Dur itu juga meminta semua pihak, termasuk para pendukung kedua belah pihak, untuk bersabar menunggu hasil resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan dirilis pada 22 Mei mendatang. Apalagi, proses penghitungan suara juga terbuka dan dapat dicek langsung oleh masyarakat.

“Kita tunggu KPU, tanpa membuat keributan dan mengklaim paling benar. Tidak akan ada hasilnya, dan tidak akan ada akhirnya. Ujungnya cuma saling benci,” katanya.

Karena itu, kata Gus Muwafiq, daripada saling berdebat tak berkesudahan soal pilpres, lebih baik fokus pada ibadah puasa. Apalagi, ibadah berpuasa adalah bentuk ibadah yang istimewa.

“Puasa itu ada dalam setiap ajaran semua agama. Hanya mungkin caranya berbeda-beda. Momentum bulan Ramadan ini amat berharga makanya jangan disia-siakan,” katanya.

Sebelumnya, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) KH Nuril Arifin mengaku, pihaknya mendukung penuh pernyataan Kiai Nasaruddin, yang menyebutkan bahwa alim ulama sebaiknya tidak ikut memperkeruh keadaan apalagi sampai hujat menghujat.

Ulama yang biasa disapa Gus Nuril itu mengaku mendukung penuh pernyataan Kiai Nasaruddin, yang menyebutkan bahwa alim ulama sebaiknya tidak ikut memperkeruh keadaan apalagi sampai hujat menghujat.

“Karena dikhawatirkan hanya akan memecah belah umat. Kalaupun ada persoalan, sebaiknya tegurlah dengan menggunakan cara-cara yang baik,” kata Gus Nuril dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com (5/5).

Apalagi, lanjut Gus Nuril, saat ini, umat Islam di dunia sedang menjalankan ibadah bulan Ramadan. Karena itu sebaiknya semua elit politik menahan diri dan stop membicarakan politik kekuasaan dan fokus mencari berkah.

“Sudah cukup selama 11 bulan kita sibuk dengan politik, dengan duniawi. Sekarang saatnya kita menjadi kepompong selama bulan Ramadan,” katanya.

Lebih lanjut, Gus Nuril juga mengajak seluruh para pendukung kontestan pemilu, baik itu pendukung capres- cawapres maupun caleg, agar menanggalkan semua atribut dukungan dan kembali kepada komitmen awal sebagai warga bangsa Indonesia.

Sebab, kata dia, konflik politik yang cuma datang lima tahun sekali ini tak ada artinya dengan perjalanan bangsa Indonesia selama puluhan tahun.

“Pemilu sudah selesai. Sekarang tidak ada lagi 01, 02, yang ada yaitu 03. Persatuan Indonesia. Petani kembali bertani, pedagang kembali berdagang, semuanya kembali kepada fitrahnya sebagai warga bangsa,” katanya. (JPG)