25 radar bogor

Kalah dari Rekan Satu Partai, Caleg Tenar Berguguran di Dapil Kota Bogor-Cianjur

Dari kiri, Maruarar Sirait (PDIP), Ananda Tohpati (Nasdem), Eka Sastra dari (Golkar).

BOGOR-RADAR BOGOR, Daerah Pemilihan III Jawa Barat (Kota Bogor- Kab Cianjur) bukan arena pertarungan politik yang mudah ditaklukan.

Modal ketenaran dan wara-wiri di media nasional, rupanya tak cukup untuk mendongkrak raihan suara di dapil yang menggabungkan dua daerah ini.

Caleg beken sekelas Maruarar Sirait bahkan sang petahana Eka Sastra harus rela melupakan mimpinya melaju ke ‘Senayan’.

Berdasarkan data pleno KPU Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur, setidaknya ada tiga caleg kenamaan yang sulit lolos ke senayan.

Yakni Maruarar Sirait dari PDIP, Ananda Tohpati dari Nasdem dan Eka Sastra dari partai Golkar. Peroleh suara ketiganya kalah dari rekan separtainya.

Namun, sebelum membahas penyebab ketiganya gagal lolos, alangkah baiknya mengetahui peroleh suara partai politik (parpol) di Dapil III Jawa Barat.

Dengan begitu maka akan mudah menentukan jumlah kursi yang diperoleh partai dan caleg mana yang lolos dan yang tidak.

Jika mengacu pada hasil rekapitulasi suara di Kota Bogor dan Cianjur, perolehan suara tertinggi diraih Gerindra. Partai berlambang kepala burung Garuda itu memperoleh 282.653 suara.

Disusul PKS dengan 253.043 suara, PDIP 212.966 suara, Golkar 210.231 suara dan Demokrat 170.323 suara. Sementara PKB mengisi posisi keenam dengan torehan 112.226 suara. Diikuti PAN 106.378 suara dan Nasdem 90.986 suara.

Perolehan suara kedelapan partai ini masih jauh dibandingkan dengan delapan partai lain. Seperti PPP yang menoreh 82.932 suara, Berkarya 40.128 suara, Perindo 39.558 suara, Hanura 38.389 suara, PBB 28.233 suara, PSI 26.025 suara, Garuda 10.087 suara dan PKPI 4.879 suara.

Jika perolehan suara ini dikonversi ke perolehan kursi menggunakan metode sainte lague sebagai basis perhitungan sebagaimana yang diamanahkan oleh UU 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, maka Gerindra berhasil memborong dua kursi dari total 9 kursi yang diperebutkan. Sementara sisa tujuh kursi lagi masing-masing dibagi rata PKS, Golkar, PDIP, Demokrat, PKB, PAN dan Nasdem.

Setelah mengetahui jatah kursi lantas siapa saja calon legislatif (caleg) yang lolos ke senayan?

Kita mulai dari partai yang paling banyak menguasai kursi. Yaitu Gerindra. Dengan raihan dua kursi, caleg petahana Ahmad Riza Patria dipastikan lolos. Dia memperoleh suara tertinggi di partainya dengan torehan 54.528 suara.

Sisa satu kursi lainnya diisi caleg pendatang baru Endang Setyawati Thohari yang mengoleksi 28.618 suara. Sementara kursi dari PKS diisi oleh Ecky Awal Mucharam dengan raihan 106.042 suara. Perolehan suaranya jauh meninggalkan rekan separtainya.

Beranjak ke PDIP, persaingan suara berlangsung ketat. Dengan jatah hanya satu kursi, perolehan suara mengerucut kepada dua nama. Yakni, Diah Pitaloka dan Maruarar Sirait.

Mengacu hasil pleno rekapitulasi suara DPR RI Dapil III Jabar, Maruarar unggul di Kota Bogor dengan 28.617 suara. Sementara Diah 25.008 suara.

Namun ketika beralih ke Kabupaten Cianjur. Torehan suara Diah digdaya. Caleg petahana itu mendulang 22.254 suara. Sedangkan Maruarar ‘hanya’ 16.811 suara. Jika ditotal, raihan suara Diah mengungguli Maruarar. Diah: 47.262 suara sedangkan Maruarar: 45.428 suara.

Hasil yang sama juga dialami Ananda Tohpati. Caleg milenial asal Nasdem itu tergusur oleh rekan separtainya Tjeptjep Muchtar Soleh. Sama seperti Maruarar, Ananda juga unggul di Kota Bogor namun suaranya keok di Kabupaten Cianjur. Adapun Ananda menoreh 19.598 suara sementara Tjeptjep 21.593 suara.

Ini juga yang kemudian menimpa caleg petahana Eka Sastra dari Golkar. Dia harus merelakan jatah satu kursi partai beringin kepada caleg pendatang baru Budhy Setiawan. Dengan selisih sembilan ribu suara Eka sulit mempertahankan kursi di senayan.

Dari Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur Eka meraih 40.845 suara. Sedangkan Budhy 49.160 suara. Sementara tiga kursi lainnya diisi caleg petahana Sjarifuddin Hasan (Demokrat), Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz (PKB) dan Eddy Soeparno dari PAN.

Sementara Ketua KPU Kota Bogor Samsudin mengatakan proses pleno rekapitulasi suara tingkat kota telah selesai sejak Minggu (5/5).

Proses pleno sambungnya berjalan lancar tanpa adanya catatan maupun keberatan dari para saksi maupun pengawas pemilu.

Dalam pleno itu juga dihadiri oleh Bawaslu Kota Bogor, ketua dan anggota PPK se-Kota Bogor, Ketua PPS se-Kota Bogor, saksi dari TKD 01 dan BPD 02, saksi dari sembilan calon anggota DPD RI dan 15 saksi dari parpol. “Semuanya menandatangani hasil pleno, tidak ada keberatan dan catatan,” imbuhnya.

Tahapan selanjutnya, kata Samsudin, KPU Kota Bogor mengirimkan berita acara model DB1 ke KPU Provinsi Jawa Barat untuk segera di plenokan pada Rabu (8/5) hingga Sabtu (11/5). Pengiriman sudah dilakukan pada Selasa (7/5). “Sementara logistik akan tetap berada di Kota Bogor yang disimpan di tiga gudang terpisah,” jelasnya.

Samsudin menerangkan saat ini belum ada penetapan calon DPRD yang akan duduk di kursi parlemen. Sebab berdasarkan surat edaran KPU bahwa penetapanakan dilakukan setelah semua proses rekapitulasi di tingkat nasional selesai.

Hal itu sebagai antisipasi jika dalam perjalannya ada calon-calon yang akan melakukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Jika tidak ada gugatan dari peserta pemilu baru bisa penetapan calon,” imbuhnya. (gal/det/d)