25 radar bogor

Membahayakan, Longsor Jalan MA Salmun Belum Ada Penanganan

Longsor di Jalan MA Salmun. Nelvi/Radar Bogor

BOGOR-RADAR BOGOR, Sudah dua bulan, longsoran di Jalan MA Salmun belum ditindak lanjuti. Longsor yang terjadi pada Jumat, 1 Maret lalu itu kini kondisinya makin mengkhawatirkan.

Pasalnya, selain hanya sebagian tebing yang ditutup terpal, air tanah mulai keluar dari bekas longsoran. Longsor juga mengancam dua rumah toko (Ruko) meubel yang ada diatasnya.

“Saya sudah melapor ke Camat, katanya mau ditindak lanjuti, tapi sampai sekarang kondisinya masih tetap begini, cuma ditutup terpal sebagian,” ujar Pemilik Toko Indah Meubeul Rudy Chandra kepada Radar Bogor.

Itensitas hujan yang tinggi beberapa hari terakhir ini membuat dia semakin terancam. Ditambah mulai mengalirnya air yang berasal dari tebingan. “Air mulai keluar dari longsoran tapi bukan air buangan toko saya,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Camat Bogor Tengah Agustiansyah mengaku telah mengirimkan surat kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bogor.

Namun, karena longsoran berada di tebingan sungai maka merupakan kewenangan dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, maka surat langsung di disposisi.

“Saya sudah bersurat ke dinas, dinas bersurat juga ke Balai Besar pasca kejadian, tapi kita sudah antisipasi dengan menutup terpal pada tebingan, karena bukan ranah kita untuk melakukan penindakan disitu,” katanya.

Dia berharap pihak Balai PSDA Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane bisa segera merespon. Karena disaat musim hujan dikhawatirkan longsoran bertambah lebar.

“Harapan kita itu bisa segera ditindaklanjuti, walaupun memang sudah dilakukan peninjauan,” tuturnya.

Terpisah, Koordinator Satuan Unit Pelayanan (SUP) Cimanceuri – Cisadane pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Wilayah Sungai Ciliwung – Cisadane, Yulianti Juhendah mengungkapkan, pihaknya telah melaporkan kejadian itu kepada Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat pasca kejadian.

Termasuk mengusulkan agar dilakukan perbaikan di tahun anggaran mendatang. “Sudah masuk kajian di dinas, hari ini sedang di rapatkan termasuk lokasi-lokasi lainnya juga,” jelas dia.

Disamping itu, Yuli juga telah meminta bantuan UPTD PSDA untuk antisipasi agar dampak longsoran tak meluas. Bantuan itu biasanya berupa bronjong atau karung.

Namun melihat kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk menggunakan keduanya. Apalagi terdapat air tanah di tebingan yang saat ini mengalir.

“Karena ada air tanah ditebingan makanya dari dinas sedang direncanakan dulu kontruksi yang sesuai seperti apa, dikhawatirkan penggunaan bronjong tidak maksimal, karung ada tapi untuk kondisi di MA Salmun tidak akan maksimal,” pungkasnya. (gal/c)