25 radar bogor

Mencurigakan! Sering Salah Entri Data Pemilu 2019, KPU Kabupaten Bogor Didemo Warga

Warga saat melakukan aksi damai di depan kantor KPU Kabupaten Bogor, Senin (29/4/2019). Sofyansyah/Radar Bogor

BOGOR – RADAR BOGOR, Sering salah mengentri data Pemilu 2019 pada sistem informasi penghitungan (Situng) dan kurang transparan, membuat KPU Kabupaten Bogor didemo warga, Senin (29/4/2019).

Warga curiga adanya dugaan keberpihakan KPU terhadap pasangan tertentu. Padahal masyarakat berhak tahu informasi terkini hasil perhitungan suara Pemilihan Presiden (Pilplres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg).

Keterbukaan informasi publik sudah diatur dalam PKPU No 9 Tahun 2019 tentang pemungutan dan penghitungan suara Pemilu dan UU No 14 tahun 2008.

“Kami melihat banyak kecurangan yang terjadi dalam perhitungan hasil pungut suara dalam pemilu . Kami ingin memastikan pemilu ini jujur, karena negara ini bukan milik seseorang, bukan kelompok, tapi rakyat,” ungkap koordinator Forum Masyarakat Peduli Pemilu, Burhanudin saat mendemo kantor KPU Kabupaten Bogor, kemarin.

Para pendemo menilai penyelenggara pemilu atau KPU Kabupaten Bogor tidak terbuka bahkan cenderung memihak kelompok tertentu. Mereka juga menyoroti kesalahan input data hasil pungut suara yang dilakukan penyelenggara di Situng KPU.

“Anggaran sudah sangat besar dikeluarkan untuk pemilu ini. Jangan sampai dinodai oleh kecurangan, kita harus selesaikan ini secara bersama,” tegasnya.

Perbedaan penghitungan pada situng ini sempat ramai beredar di media sosial sepanjang pekan ini. Seperti yang terjadi di TPS 09, Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Perolehan suara Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendadak melambung. Di TPS tempat capres Prabowo Subianto bermukim itu, suara pasangan Jokowi-Ma’ruf yang sebelumnya 16 suara menjadi 132 suara pada laman Situng KPU.

Sedangkan pasangan kandidat Prabowo-Sandiaga Uno yang memperoleh 172 suara tetapi menyusut menjadi 95 suara pada Situng KPU. Total suara di TPS tersebut 194 suara dengan suara sah 188 suara dan tidak sah 6 suara.

Kesalahan yang sama juga terjadi diTPS 03 Desa Bagoang, Kecamatan Jasinga. Pasangan Jokowi-Ma’ruf yang tercatat di formulir C-1 sebelumnya 79 suara, namun di laman Situng KPU tercatat menjadi 179. Adapun perolehan suara Prabowo yang berdasarkan C-1 187 suara di Situng menjadi 108 suara.

Menanggapi aksi pengunjuka rasa, Ketua KPU Kabupaten Bogor Ummi Wahyuni menjelaskan bahwa apa yang diungkapkan Forum Masyarakat Peduli Pemilu merupakan bentuk kekhawatiran semua orang. Sebagai penyelenggara pemilu, pihaknya sangat menerima baik masukan tersebut.

“Mereka (pengunjuk rasa) tidak ada yang menyebut Kabupaten Bogor curang, tapi beberapa daerah lain. Mereka hanya takut ini terjadi di Kabupaten Bogor,” tegas Ummi usai mediasi.

Ummi pun mengaku pihaknya sangat terbuka kepada masyarakat. Aspirasi yang disampaikan seperti ini (kemarin –red), merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam menjaga amanah dari masyarakat.

“Kita pikir keterlibatan atau aspirasi masyarakat seperti ini wajar saja. Dan ini bentuk komitmen kami dalam menjaga amanah,” tandasnya.

Selain salah input, proses publikasi form C-1 di situng KPU oleh KPU Kabupaten Bogor juga berlangsung lambat. Hingga tadi malam, masih ada 11 kecamatan yang data perolehan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) belum terkirim ke pusat data KPU.

Padahal dari pantauan Radar Bogor di lokasi Situng KPU Kabupaten Bogor yang dilakukan di Ballroom Hotel Olympic, Sentul, Bogor, jumlah penginput yang bertugas sebagai operator scan dan inpur C-1 rata-rata masih berusia muda. Jumlahnya juga cukup banyak yakni 50 orang.

Di sisi lain, kesalahan entri data di situng KPU menjadi sorotan pasangan calon Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menilai kesalahan input data C1 real count pilpres melebihi klaim KPU. BPN menyebut ada enam persen kesalahan input dalam real count pilpres KPU. (wil/nal/c)