25 radar bogor

Diguyur Hujan Deras, Satu Rumah Warga Sukamakmur Ambruk

Rumah warga yang rusak akibat hujan deras mulai diperbaiki lagi.

SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR, Hujan deras yang mengguyur kawasan Bogor sejak akhir pekan lalu membuat tembok rumah Nanin (40) warga Kampung Jaura, RT 02/01, Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, ambruk.

Informasi yang dihimpun Radar Bogor, robohnya tembok rumah akibat pondasi yang mengalami longsor. Peristiwa itu terjadi pada tengah malam. Tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB, Senin (29/4/2019).

Meski hancur, namun tak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Demikian yang dikatakan Sekretaris Desa (Sekdes) Pabuaran, Wahyudin mengatakan, seluruh pemilik rumah selamat. “Alhamdulilah semua selamat. Posisinya tembok roboh keluar, bukan ke dalam rumah,” tuturnya.

Meski begutu, dia tetap menghimbau kepada para warga Desa Pabuaran agar selalu waspada. Apalagi mengingat, saat ini intensitas hujan masih terus tinggi.

“Tadi (kemarin) saya sudah kumpulkan RT dan RW untuk terus mengingatkan warga. Karena potensi bencana longsor cukup tinggi,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, intesnitas hujan yang tinggi sejak pekan lalu, membuat warga di tiga kecamatan yakni Tanjungsari, Jonggol dan Sukamakmur, bersiaga menghadapi bencana.

Tercatat, ada 15 desa di tiga wilayah tersebut masuk dalam zona rawan bencana longsor dan banjir bandang. Di kecamatan Tanjungsari, ada tiga desa yang menjadi langanan longsor. Yakni Desa Sirnarasa, Selawangi dan Buanajaya.

Sementara untuk di Kecamatan Jonggol, terdapat empat desa yang berada di zona rawan bencana. Danramil Jonggol, Mayor inf Aris Nasarudin Latif menuturkan, daftar desa rawan bencana tersebut di antaranya Desa Sirnagalih, Jonggol, Balekambang, dan Sirnagalih.

Untuk di Kecamatan Sukamakmur memiliki tujuh titik rawan bencana. Seperti Desa Pabuaran, Cibadak, Sukamulya, Warga Jaya, Sukamakmur, Sukaharja dan Sukawangi.

Camat Sukamakamur Zaenal Ashari menuturkan, di wilayahnya memang paling rentan bencana. Mulai dari tanah longor, banjir bandang, pergeseran tanah dan puting beliung.

“Merata. Makanya kita terus pantau dan bentuk tim penanggunalan bencana desa. Agar memgurangi risiko korban jiwa,” tukasnya. (all/c)