25 radar bogor

Simulasi Pileg 2019 DPR RI, Partai Baru Terseok-Seok di Bogor

Warga saat mengikuti Simulasi Pileg 2019 DPR RI yang digelar Radar Bogor.

BOGOR – RADAR BOGOR, Performa partai politik (parpol) baru jelang pencoblosan pemilihan umum 2019 tidak begitu baik. Begitu juga dengan sejumlah partai politik papan bawah.

Dari hasil simulasi Radar Bogor, partai Gerindra dan PDI-Perjuangan masih menjadi partai yang paling banyak dicoblos warga Kota dan Kabupaten Bogor.

Dalam hasil simulasi pencoblosan surat suara Pileg 2019 DPR RI yang dilakukan pada Kamis (21/3) hingga Senin (25/3), sebanyak 23,1 persen warga Kota Hujan mencoblos partai Gerindra. Disusul PDI-Perjuangan di tempat kedua.

Partai besutan Megawati Soekarno Putri itu mengoleksi 20,58 persen suara. Unggul dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di tempat ketiga dengan suara 14,09 persen.

Sementara PAN mampu mengamankan posisi keempat dengan torehan 11,9 persen. Diikuti Golkar 7,94 persen, Demokrat 6,94 persen, PKB 3,47 persen, PPP 3,47 persen, Nasdem 3,13 persen dan Hanura 1,12 persen.

Sedangkan parpol yang memperoleh suara di bawah satu persen masih diisi partai baru. Misalnya Perindo yang memperoleh 0,89 persen suara, Partai Gerakan Perubahan Indonesia 0,67 persen, Partai Berkarya 0,67 persen dan PSI 0,56 persen. Keempat partai ini bersaing dengan dua partai lama, yakni PBB yang memperoleh 0,78 persen suara dan PKPI 0,78 persen.

Lalu bagaimana dengan Kabupaten Bogor? Di Bumi Tegar Beriman, Partai Gerindra lagi-lagi meraih dukungan tertinggi dengan torehan 23,76 persen.

Disusul PAN 12,91 persen, PDIP 12,10 persen, PKS 9,12 persen, Demokrat 7,71 persen, PPP 7,69 persen, Golkar 6,61 persen dan PKB 5,54 persen. Partai lain seperti Nasdem, Partai Berkarya, PBB, Perindo, Partai Gerakan Perubahan Indonesia, Hanura, PSI, dan PKPI hanya mendapatkan suara dibawah lima persen.

Dari perolehan tersebut lantas ada berapa partai yang meloloskan wakilnya ke senayan?

dari hitungan Radar Bogor dengan kuota 9 kursi di Dapil Jabar V (Kabupaten Bogor), ada 8 partai yang berpeluang mengirimkan calegnya di DPR RI . Yakni partai Gerindra (2 kursi), PAN (1 kursi),

PDIP (1 kursi), PKS (1 kursi), Demokrat (1 kursi), PPP (1 kursi), Golkar (1 kursi) dan PKB (1 kursi). Sementara untuk dapil Jabar III (Kota Bogor dan Cianjur) ada 8 partai yang berpeluang mengisi kuota 9 kursi DPR RI. Yakni Partai Gerindra (2), PDIP (1), Golkar (1), PKS (1), PAN (1), Demokrat (1), PKB (1) dan Nasdem (1 kursi).

Sementara itu, jika di Kota dan Kabupaten Bogor Gerindra dan PDIP saling kejar mengejar suara, bagaimana dengan nasional? Berdasarkan hasil sigi terbaru Charta Politika, PDIP dan Gerindra menjadi dua parpol yang memiliki elektabilitas tertinggi. PDI-P berada di peringkat pertama dengan dipilih oleh 25,3 persen responden dan Gerindra dipilih 16,2 persen responden.

Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan, elektabilitas PDI-P dan Gerindra naik signifikan dibanding pada Pemilu Legislatif 2014. Saat itu, PDI-P yang menjadi partai pemenang pemilu hanya dipilih oleh 18,9 persen.

Adapun Gerindra yang berada di urutan ketiga saat itu dipilih oleh 11,8 persen responden. Muslimin menilai elektabilitas kedua parpol naik signifikan saat ini karena keduanya sama-sama menjadi pengusung calon presiden di Pilpres 2019.

Muslimin mengatakan, elektabilitas PDI-P dan Gerindra relatif stabil dalam tiga kali survei terakhir. Jika tak ada tsunami politik dalam dua minggu ke depan, maka PDI-P diprediksi akan keluar sebagai pemenang pemilu dan Gerindra menjadi runner up. Kedua parpol akan diikuti Partai Golkar (11,3 persen) dan PKB (8,5 persen).

Di papan tengah persaingan ketat terjadi antara Partai Demokrat (5,2 persen), Partai Nasdem (5,2 persen) serta PKS (5 persen). Suara ketiga partai masih berada di atas ambang batas lolos ke parlemen sebesar 4 persen. Di papan bawah, ada PAN (3,3 persen), PPP (2,4 persen), PSI (2,2 persen), serta Perindo (2 persen).

“Meski suaranya di bawah empat persen, namun parpol parpol ini masih berpeluang lolos ke parlemen dengan mempertimbangkan margin of error 2,19 persen serta pemilih yang belum menentukan pilihan 11,7 persen,” ujar Muslimin.

Terakhir, terdapat lima parpol yang dinilai sulit untuk lolos ke parlemen. Mereka di antaranya: Partai Hanura (1,0 persen), PBB (0,5 persen), PKPI (0,2 persen), Partai Garuda (0,2 persen), dan Partai Berkarya (0,1 persen).

“Elektabilitas kelima parpol tidak mencapai 4 persen meski sudah ditambah margin of error 2,19 persen. Secara teknis sulit bagi kelima parpol untuk lolos ambang batas,” kata Muslimin.

Charta melakukan survei ini lewat wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden yang terbesar di 34 provinsi. Survei ini menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error plus minus 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei yang tak jauh berbeda ditunjukan Indikator Politik Indonesia. Hanya saja, lembaga dibawah komando Burhanudin Muhtadin ini menyebut, setidaknya delapan parpol yang diperkirakan lolos ke parlemen. Lebih banyak satu partai ketimbang hasil sigi Charta Politika.

Berdasarkan survei Indikator, parpol-parpol yang gagal memenuhi PT adalah Perindo, PAN, Hanura, PSI, Berkarya, PBB, Garuda, dan PKPI. Dari hasil survei yang dilakukan sejak 22 Maret hingga 29 Maret 2019, Indikator juga melihat keunggulan PDIP Perjuangan dibanding 15 partai lainnya dengan perolehan suara 24,2 persen suara. Sedangkan di posisi kedua ditempati Gerindra dengan perolehan suara sebesar 11,7 persen.

Direktur Eksekutif Survei Indikator Burhanuddin Muhtadin mengatakan, PDIP bakal menjadi partai pertama pasca reformasi yang mampu memenangkan pemillu secara beruntun. Sebab pada 2014 lalu PDIP pun keluar sebagai pemenang saat Pemilu digelar.

“Kalau mampu mempertahakan (elektabilitas) itu 17 April baru pertama partai yang mampu memenangkan berturut-turut. Kalau ini (PDIP) bisa (menang) bakal jadi rekor pertama,” kata Burhan.

Untuk posisi keempat dan kelima diduduki PKB dan Demokrat. Kedua partai ini bersaing ketat dengan perolehan suara masing-masing 8,8 persen dan 8,7 persen. “Menarik juga nih PKB dengan Demokrat PKB 8,8 persen Demokrat 8,7 persen, keduanya bersaing ketat,” kata dia.

Sementara itu, dari survei pemilih untuk partai politik ditemukan undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan sebanyak 9.2 persen. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka di lapangan dengan periode survei dilakukan sejak 22-29 Maret.

Populasi Survei pun dimbil dari seluruh wilayah di Indonesia dengan rentang usia mulai dari 17 tahun. Populasi diambil dengan cara random atau multistage random sampling sebanyak 1220 responden. Dengan margin of error sebanyak kurang lebih 2.9 persen dan tingkat kepercayaan hasil survei sebesar 95 persen. (dka/gar/cnn/det)