25 radar bogor

Pemerintah Gerah, Ultimatum Maskapai Turunkan Tarif Tiket Pesawat

Harga Tiket Pesawat
Masih tingginya harga tiket pesawat berimbas kepada turunnya tingkat kunjungan pariwisata Bogor. Sejumlah pengusaha hotel pun mulai menjerit.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Pemerintah gerah. Ultimatum pun dikeluarkan kepada operator maskapai penerbangan untuk segera menurunkan tarif tiket pesawat. Maskapai dinilai tak lagi memiliki alasan untuk tidak membuat tarif tiket pesawat lebih murah.

Pemerintah menegaskan jika harga avtur yang digadang-gadang berkontribusi paling besar terhadap komponen hitungan tarif tiket pesawat telah diturunkan PT Pertamina, operator penjaja avtur di Indonesia.

Tercatat, harga avtur atau bahan bakar pesawat Pertamina telah turun dari Rp 8.210 per liter menjadi Rp 7.960 per liter pada pertengahan Februari 2019. Harga avtur ditengarai menjadi komponen tertinggi dalam biaya operasional maskapai penerbangan, bahkan mencapai 40 persen.

Ultimatum harga tiket pesawat harus turun terungkap dari notulen Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang menggelar rapat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, pada Senin (25/3/2019).

“Masalah tiket (pesawat) menimbulkan banyak persepsi di masyarakat dan dapat menimbulkan kegaduhan persepsi,” kata Luhut.

Garuda Indonesia sebagai pemimpin maskapai penerbangan nasional pun telah diperintahkan Luhut untuk segera menurunkan harga tiket pesawat semua rute secepat mungkin. Bahkan tenggat waktu yang diberikan per awal April 2019.

“Garuda Indonesia sebagai leading nasional airlines harus segera menurunkan harga tiket dan itu merupakan perintah,” tegas dia.

Berdasarkan penelusuran, pasca penurunan harga avtur, Garuda Indonesia sempat menurunkan harga tiket pesawat di seluruh rute penerbangan sebesar 20 persen sejak 14 Februari 2019.

Sedangkan Menhub Budi Karya merasa operator maskapai penerbangan tidak mengindahkan permintaan untuk menurunkan harga tiket pesawat, sehingga menimbulkan masalah yang tidak ‎pernah selesai.

Permintaan penurunan harga tiket pesawat dikatakan juga bergaung dari pemerintah daerah (pemda).

Harga tiket pesawat yang masih mahal‎, berdampak negatif pada industri pariwisata, serta sektor terkait didalamnya seperti perhotelan. “Khususnya Garuda Indonesia yang merupakan airlines plat merah yang merupakan leading nasional airlines,” tutur dia.

Tak hanya harga avtur, kampanye pemilihan presiden (pilpres) ternyata turut berperan dalam naiknya harga tiket pesawat. Maraknya safari politik di daerah membuat transportasi udara tetap laku meski harga mahal.

Ini juga yang menyebabkan harga tiket pesawat tetap tinggi sejak November lalu menjelang liburan akhir tahun. Pasalnya, naiknya harga tiket saat peak season tersambung dengan masa kampanye hingga April.

“Maskapai sekarang merasa bahwa demand-nya ada, karena mereka begini semenjak bulan November lalu, mereka cukup pede, mereka bilang Desember kan ramai katanya, lalu bulan Januari sampai Maret nanti ada kampanye. Banyak yang kampanye. Jadi pergerakan domestik pasti banyak menurut mereka,” ujar Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno. (ysp)