25 radar bogor

Marak Pembuangan Bayi di Sukamakmur, Komnas Anak Duga Ini Pemicunya

Ilustrasi membakar bayi
Ilustrasi ibu di Madiun membakar bayi.

SUKAMAKMUR-RADAR BOGOR, Maraknya pembuangan bayi di wilayah timur Kabupaten Bogor tidak terlepas dari perilaku seks bebas atau perilaku menyimpang dikalangan anak-anak.

Dimana para pelaku pembuangan bayi didominasi remaja yang hamil diluar nikah. Sehingga ibu dan ayah bayi memilih unutk membuang bayi atau bahkan melakukan aborsi.

“Ini memerlukan extra perhatian serius dari orangtua, masyarakat, sekolah dan pemerintah,”ujar Ketua umum Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, kepada Radar Bogor kemarin (26/3).

Untuk itu, lanjut Arist Merdeka Sirait, diperlukan pendidikan mengenal hak-hak reproduksi dan organ seksual dikalangan remaja dan pelajar. “Ini penting. Pemberantasan pornografi dan porno aksi yang menjadi triger atau pemicu maraknya pergaulan bebas juga menjadi penting pula”, tuturnya.

Ia pun memaparkan, sebagaimana diatur dalam UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahaan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2902 tentang Perlindungan Anak junto UU RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Bahwa setiap anak mempunyai hak atas hidup dan dari penelantaran.

“Oleh sebab itu, pembuangan bayi selain tindak pidana juga merupakan perampasan kemerdekaan dan hak hidup anak serta penelantaran atas hak anak. Dengan demikian si ayah dari anak harus juga dimintai tanggungjawabnya secara pidana,”tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus pembuangan bayi kian marak di Wilayah Timur Kabupaten Bogor. Seperti di Kecamatan Gunungputri, Kecamatan Citeurep, Kecamatan Sukamakmur, Kecamatan Jonggol, Kecamatan Cariu dan Kecamatan Tanjung sari. Data yang dihimpun Radar Bogor, dalam tujuh bulan terakhir (September 2018-Maret 2019, red) tujuh bayi dibuang.

Terbaru, sesosok mayat bayi yang sengaja di buang orang tuanya di Sungai Ciherang, RT 01/02, Kampung Kebon Nanas, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukamakmur.

Kepala IGD Puskesmas Sukamakmur, dr Teguh menuturkan, bayi tersebut berusia tiga jam. “Dari hasil outopsi luar. Masih baru. Baru tiga jam lahir. Pusarnya juga masih berdarah,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin (25/3).

Tidak hanya itu. Di wilayah Kecamatan Sukamakmur pun sudah empat kali ada penemuan mayat bayi. Lokasinya tidak jauh dari lokasi penemuan saat ini. Seperti penemuan mayat bayi dalam kardus di Kampung Arca, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur. “Iya disini pernah (temuan mayat bayi, red),”kata Kades Sukawangi, Endro Hermawanto, kepada Radar Bogor, kemarin.

Lainnya, penemuan mayat bayi juga terjadi di Jembatan Tengsaw, Kampung Sabur Rt. 05/02, Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Penemuan mayat bayi tersebut terjadi pada medio september 2018.

Kemudian di tahun yang sama penemuan mayat bayi terjadi di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor. Mayat bayi berusia satu hari ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di sungai.

Juga pembuangan bayi terjadi di Kecamatan Gunungputri. Beruntung, kondisi bayi masih hidup dan langsung mendapatkan perawatan di Puskesmas Gunungputri. (all/b)