25 radar bogor

Aice Terus Berinovasi Hadirkan Varian Rasa Terbaru

Brand Manager AICE, Sylvana Zhong bersama timnya saat mengunjungi kantor Graha Pena Radar Bogor, kemarin (27/3). Nelvi/RadarBogor

BOGOR–RADAR BOGOR, Setelah sukses turut ambil bagian dalam perhelatan Asian Games 2018, perusahaan Ice Cream di Indonesia yang telah berusia 4 tahun dan menginduk di bawah Singapore Aice Group Holdings, terus berinovasi.

Aice kini melahirkan berbagai varian rasa teranyarnya, salah satunya yakni Fruit Twister. Meski berpredikat pendatang baru, AICE telah mampu memikat pecinta es krim di Indonesia. Terlebih di tahun 2017, AICE mendapatkan predikat Halal Award yang diselenggarakan LPPOM MUI.

“Visi kami memang menjadi es krim terpopuler di Asia, dan menjadi yang terbaik sejalan dengan tagline kami, HaveAnAiceDay,” urai Brand Manager AICE, Sylvana Zhong saat mengunjungi kantor Radar Bogor Graha Pena, kemarin (27/3).

Sylvana mengatakan, selain mengedepankan kualitas, AICE pun terus berinovasi. Hasilnya, selain mendapatkan penghargaan dari LPPOM MUI, AICE pun diganjar TATV Award 2017 (Excellent Brand Award, karena AICE dianggap membantu UMKM dengan menyediakan secara cuma-cuma lemari pendingin.

“Salah satu inovasi AICE adalah varian Mango Slush Low Fat Less Sugar. Produk es krim kami memang mencanangkan produk sehat dan trendi,” kata dia.

Menyoal terjangkaunya harga es krim AICE dibandingkan kompetitor serupa, Sylvana mengaku, triknya dari tim Research and Development (R & D) yang memiliki pengalaman serta teknologi yang mumpuni sehingga menghasilan produk berkualitas, pun didukung bahan baku sebagian besar lokal Indonesia, sehingga dapat menghasilkan harga yang lebih efisien.

“Kami memang mulai dari bawah, dari warung-warung kelontong, toko-toko tradisional, memberikan produk terjangkau, sehat ke semua orang. Setelah semua orang bisa menikmati es krim, baru masuk ke toko-toko modern,” ungkap dia.

Hal ini pun diamini oleh Distributor AICE Bogor, Jeffry, kini reseller es krim AICE di Bogor tembus angka 2.000 yang didominasi oleh toko-toko tradisional.

“AICE pertama, bukan ke modern market, tapi memberikan kesempatan berusaha ke toko-toko tradisional. Tapi tahun ini kami akan ekspansi ke toko-toko modern yang jumlahnya di Bogor ada lebih dari 500,” papar Jeffry.

Dia juga menuturkan, dengan hadirnya AICE di toko-toko tradisional, mampu mendorong dari segi ekonomi, omset pun menaikkan citra toko tradisional tersebut.

“Untuk distribusi ke toko tradisional itu tergantung permintaan mereka, bervariasi, tapi biasanya perputarannya cepat,” tandasnya. (wil/c)