25 radar bogor

Nenek 88 Tahun Warga Baranangsiang Ditolak Tiga Rumah Sakit, Alasannya Kamar Penuh

Nenek Efi terbaring lemas di rumahnya karena penyakit pengeroposan tulang yang dideritanya.

BOGOR – RADAR BOGOR, Nasib miris diterima Efi Hareva. Warga Babakan Perumnas RT 01/06 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor itu tak bisa mendapatkan pelayanan medis setelah ditolak tiga rumah sakit.

Kejadian bermula ketika nenek berusia 88 tahun ini usai memeriksakan penyakit pengeroposan tulang di kakinya di salah satu rumah sakit swasta di Kota Bogor. Dokter ketika itu merekomendasikan Efi untuk dirawat.

Namun karena ruang/kamar perawatan penuh, Efi kemudian dirujuk ke rumah sakit lain di Jalan Sudirman. Disana, kondisinya juga sama. Semua kamar penuh. Efi pun kembali dirujuk ke rumah sakit lain di Jalan Pajajaran. Tapi hasilnya sama: kamar penuh. Hingga Minggu (24/3/2019), Efi pun hanya bisa terbaring di rumahnya sambil menunggu ketersediaan kamar di rumah sakit.

Lurah Baranangsiang, Suburudin mengatakan sudah berusaha memfasilitasi warganya itu untuk mendapat pelayanan kesehatan. Hanya kondisi rumah sakit yang penuh, membuat dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. “Sampai sekarang rumah sakit hanya ngejanjiin,” ungkapnya kepada Radar Bogor.

Namun menurutnya belakangan tim relawan Yayasan Satu Keadilan hadir untuk memperjuangkan Efi agar bisa menerima penanganan dari rumah sakit. Makanya Ia mempercayakan pengobatan Efi kepada yayasan tersebut.

Ketika dikonfirmasi, Ketua Yayasan Satu Keadilan, Sugeng Teguh Santoso membenarkan atas penolakan tiga rumah sakit yang dialami oleh Efi. Dari ketiga RS tersebut, alasannya serupa. Yakni ruangan sedang penuh pasien. Alasan seperti ini menurut Sugeng seharusnya tidak terjadi.

“Sudah banyak kejadian seperti ini. Masyarakat miskin ditolak. Begitu ada tekanan dari pihak tertentu seperti politisi baru kemudian dilayani. Kenapa harus seperti ini terus? Kasihan mereka,” kata Sugeng.

Karena itu, melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mitra Rakyat yang dibinanya, Sugeng akan membawa kembali Efi ke RS Vania hari ini (25). Pasalnya, RS tersebut menurutnya sempat mengetahui riwayat medis dari nenek Efi.

Di tempat terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rubaeah mengaku sudah menugaskan tim puskesmas ke wilayah untuk mengetahui kondisi pasien yang sebenarnya. Dinkes kata dia akan menfasilitasi nenek Efi ke rumah sakit kalau memang indikasi untuk dirawat.

“Sebenernya kami sudah punya web rujukan, jadi kalau ada masyarakat yang sakit, langsung kontak petugas puskesmas. Akan kami fasilitasi masuk dalam web kami untuk dicarikan rumah sakit atau melalui kader kesehatan di wilayah tersebut,” katanya.

Dari informasi yang dia terima, pasien sempat dirawat di RS Vania. Ketika itu sudah sehat lalu dipulangkan. Tim medis puskesmas Bogor Timur juga turun membantu. Dan keluarga tak pernah merasa ada masalah dengan rumah sakit.

“Makanya besok (hari ini,red) tim puskesmas akan kunjungan ke sana lagi untuk melihat kondisi pasien,” tegasnya lagi.

Kabid Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Kota Bogor, Drg. Yuniarto Budi Santoso menambahkan, pasien dan keluarga sebenarnya tidak merasa dirugikan oleh tiga rumah sakit tersebut.

Makanya minggu ini ada rencana kontrol kembali. Dia membenarkan bahwa Efi tidak sempat dirawat lantaran kondisi rumah sakit yang penuh.

“Ketika kontrol di Vania disuruh di rawat tapi penuh, lalu dirujuk ke RS Salak juga penuh. Kemudian ke PMI penuh juga. Makanya pasien dipulangkan dan akan kontrol lagi ke Vania minggu ini,” katanya.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi, keluarga nenek Efi enggan memberikan komentar terkait penolakan tersebut. Pun demikian ketikwa wartawan ini datang ke rumahnya tadi malam. (rp3/fik/d)