25 radar bogor

Meningkat Kasus Kematian Bayi di Jasinga, Dinkes Minta Warga Tinggalkan Paraji

Ilustrasi

JASINGA–RADAR BOGOR, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor minta peran bidan desa dan puskesmas di wilayah Bogor bagian Barat ditingkatkan. Hal ini lantaran masih tingginya peran paraji (dukun beranak) di wilayah sana.

Ini juga dikaitkan dengan terus meningkatnya kasus kematian ibu dan anak di wilayah yang sama. Masih awal tahun saja, sudah ada dua kasus bayi meninggal di Kecamatan Jasinga.

Akibat warga masih percaya dengan peran paraji untuk konsultasi tentang kehamilan mereka dibanding ke bidan atau puskesmas setempat.

Kabid Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kabupaten Bogor Dede Agung mengatakan, pendekatan aksesbilitas puskesmas ke warga harus ditingkatkan. Peran bidan pun harus aktif. “Bidan harus tinggal ditempat, kemudian harus tahu pemetaan resiko ibu hamil di wilayah kerjanya,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin.

Dede juga menambahkan, tugas bidan harus mendatangi langsung ke rumah ibu hamil. Peran puskesmas dan bidan pun harus banyak memberikan informasi terkait pembiayaan soal kesehatan ibu dan anak yang sedang dikandungnya.

“Bagi yang tidak mampu, khusus ibu hamil segera melaporkan ke desa maupun puskesmas, agar bisa di data dalam buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Nantinya jaminan pembiayaannya dialihkan ke jaminan persalinan (jampersal),” tambahnya.

Dede juga tak memungkiri, bahwa selama ini warga masih percaya peran paraji. Kata dia, memang secara sosial, paraji memiliki status masih tinggi dimata masyarakat.

Tapi, lanjutnya, peran paraji tidak bisa dijerat dalam undang-undang pelayanan. Makanya, ia berharap, peran paraji sudah ditinggalkan untuk pelayanan medis. Paraji bisa dimanfaatkan sebagai peran pendukung saja, seperti memandikan bayi.

“Tetap pelayanan diakses ke bidan dan puskesmas untuk urusan medisnya. Warga juga harus diberikan pemahaman ada kelas IBU, bidan desa membentuk kelompok diberikan pengetahuan, dan kunjungan dokter spesialis harus berjalan,” cetusnya.

Terkait pembiayaan, ada jampersal asalkan punya KTP dan ada status warga tidak mampu. Semuanya bisa dijamin, tidak pakai kartu, cukup keterangan dari desa, kirim melalui bidan dan puskesmas, semuanya di cover full.

“Anggarannya pertahun kurang lebih 10 milyar, pemantauan tahun kemarin belum maksimal, padahal ini beda dengan BPJS, khusus ibu hamil, bayi, dan yang melahirkan, dan bagusnya sudah lapor sebelum melahirkan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Jasinga Noor Alya menjelaskan, puskesmas terus melakukan upaya untuk menurunkan kematian dengan kunjungan ibu hamil, kelas Ibu dan pembinaan dengan paraji.

“Artinya upaya sudah dilakukan, dan akan mengevaluasi agar kasus tersebut jangan sampai terjadi lagi. Minimal mampu mengurangi jumlahnya,” pungkasnya. (nal/c)

Data Fakta peran Paraji di Bobar:

-Kecamatan Jasinga ada 20 paraji, dari 16 desa

-Jumlahnya setiap desa ada 1 sampai 2 orang paraji

-Untuk wilayah Kecamatan Leuwiliang sampai Dramaga sudah berkurang peran paraji.