25 radar bogor

Pengemis Tajir Diciduk Petugas Pol PP, Penghasilan Rp150 Ribu per Hari

Kakek Enur saat berada di kantor Dinas Sosial Kota Bogor.

BOGOR – RADAR BOGOR, Herman alias Enur, pengemis tajir yang viral di media sosial berhasil diamankan Pol PP Kota Bogor saat mengemis di simpang Lotte Mart Yasmin sekitar pukul 09.00 WIB. Petugas Pol PP Kota Bogor langsung menyerahkannya kepada Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor untuk pendataan.

Pengemis Tajir Itu Bernama Kakek Enur, Ini Penampakan Rumahnya. Suka Bagi-Bagi Uang

Di Kantor Dinsos, laki-laki berusia 87 itu membeberkan kehidupanya yang berbeda seperti yang dibicarakan netizen di media sosial.

Mulai dari mobil yang dia gunakan dalam foto. Enur menegaskan bahwa mobil itu merupakan sewaan dari tetangganya. Termasuk seorang supirnya. Hal itu dia lakukan karena kakinya tak kuat lagi berjalan jauh akibat sakit yang dideritanya.

“Mobil itu sewa Rp85 ribu perhari termasuk supir, saya sewa karena tak mampu lagi jalan jauh apalagi bawa kendaraan sendiri,” ujarnya kepada Radar Bogor di Kantor Dinsos.

Sewa itu, kata dia, karena penghasilan rata-rata dari mengemis sebesar Rp250 ribu. Sisa uang sewa, yaitu Rp70 ribu, untuk menyambung kehidupan sehari-harinya yang tinggal di Kampung Cisauk RT05/01 Desa Cemplang Kecamatan Cibungbulang bersama seorang anak laki-lakinya dan menantu serta dua orang cucunya.

“Kalau tidak percaya ayo kerumah saya, ini keadaan saya, jangan sampai di facebook itu simpang siur. Orang ga punya apa-apa kok dibilang milionare, punya mobil, hasil bapak ngemis perharinya Rp150 ribu, untuk sewa Rp80 ribu dan saya Rp70 ribu. Mobil yang dibawa sebenarnya bukan mobil saya tapi mobil sewa,” tegasnya.

Terkait istri tiga, Enur membenarkan perihal itu. Namun kondisinya kawin cerai sebanyak tiga kali. Saat ini semuanya telah meninggal. “Yang benar itu saya kawin cerai, semuanya sudah meninggal sekarang, yang terakhir 10 tahun lalu, sekarang bapak sendirian,” ungkapnya.

Dia mengaku bahwa anak dan menantu mengetahui profesinya sebagai seorang pengemis. Namun tak bisa menolak. Sebab penghasilan putra dari istri pertamanya yang bekerja di Pamulang Parung sebagai petugas kebersihan hanya Rp800 ribu. Itu pun belum tentu menutupi kebutuhan selama sebulan.

“Jadi hasil mengemis ini untuk membantu saja. Anak saya tahu saya mengemis. Tetapi mau bagaimana lagi karena memang kebutuhan untuk sehari-hari tidak terpenuhi,” bebernya.

Enur berharap, pemerintah dapat memperhatikan kehidupannya dengan bantuan apapun. Sebab dia juga tak ingin lagi kembali mengemis di jalan. Sebab selama ini Enur mengaku belum pernah mendapatkan bantuan baik dari pemerintah daerah maupun desa.

“Saya juga tidak tahu kenapa tidak mendapatkan bantuan. Mungkin karena saya orang tidak punya jadi di sisihkan saja. Hanya sembako dapat sebulan sekali, nebus Rp10 ribu ke RW,” ungkapnya.

Sementara itu, Petugas Sosial Masyarakat (PSM) Dinsos Kota Bogor Sunarti mengungkapkan, akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor. Sebab Enur merupakan warga yang memerlukan bantuan dan uluran tangan agar tak lagi kembali mengemis dijalan.

“Dinsos kota hanya koordinasi ke Pemkab Bogor. Jadi bapak mau berubah asal Pemkab peduli dengan keluarganya,” pungkasnya. (gal)