25 radar bogor

Kejanggalan Mulai Terkuak, Disdik : Biaya Pengadaan Soal UTS-AS SD Bisa Berubah

Tim Disdik Kota Bogor saat berdialog dengan redaksi Radar Bogor, di Graha Pena, Selasa (19/3/2019).

BOGOR – RADAR BOGOR, Kejanggalan pengadaan soal ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS) SD di Kota Bogor satu persatu mulai terkuak.

Kejari Dalami Biaya Pengadaan Soal UTS-UAS, Sekda Bakal Evaluasi

Biaya pembuatan soal Rp27.500/siswa yang diambil dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) ternyata masih bisa berubah. Meski pembuatan soal sudah tercetak bahkan sudah digunakan oleh siswa.

Kepala Bidang Sekolah Dasar pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Maman Suherman mengatakan, biaya Rp27.500/siswa sebetulnya belum final karena belum diperiksa (asistensi) oleh Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKAD) Kota Bogor.

“Untuk harga pastinya saya belum tahu karena belum di-asistensi,” ujarnya ketika menyambangi Graha Pena, Selasa (19/3/2019).

Maman datang bersama Sekretaris Disdik Kota Bogor Jana Sugiana, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Bogor Taufan Hermawan dan perwakilan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Kedatangan mereka untuk mengklarifikasi perihal biaya pengadaan soal ulangan.

Maman menjelaskan soal ulangan yang sudah dicetak dan digunakan oleh siswa sama sekali belum dibayarakan kepada pihak ketiga (percetakan).

Sebab syarat untuk pencairan dana BOS adalah asistensi dari BPKAD. Adapun biaya pembuatan soal ulangan, diketahui dibebankan kepada setiap sekolah SD di Kota Bogor yang pembuatan soal UTS-nya melalui K3S.

“Tentu teman-teman ini (K3S) belum mebayar karena bisa mengeluarkan atau mencairkan anggaran,” kata dia.

Nilai Rp27.500 itu, sambung Maman, juga belum pasti akan sama setelah dilakukan asistensi. Sebab bisa saja berkurang menjadi Rp26 ribu, Rp25 ribu dan seterusnya.

“Itu yang didapatkan setelah asistensi. Ketika asistensi mudah-mudahan saya diundang agar bisa tahu,” tuturnya.

Pada kesempatan itu Ketua K3S Bogor Tengah, Wahyu juga menjelaskan alasan kenapa K3S memilih untuk mencetak soal daripada menggandakan (fotocopi).

Dia mengklaim biaya pencetakan melalui pihak ketiga lebih murah jika dibandingkan fotokopi.

Berdasarkan hitungannya, fotokopi bagian depan dan belakang soal dengan kertas ukuran A3 dibandrol Rp3.000. Sementara yang dibutuhkan sampai enam halaman termasuk lembar jawaban.

Jika dikalikan sembilan mata pelajaran maka kurang lebih membutuhkan biaya Rp33.750.

“Segitu baru fotocopi. Belum biaya pembuatan soal. Kan soal ini harus dibuat oleh guru yang pilihan pengawas yang kualitasnya di atas rata-rata,” ucapnya.

Dengan perhitungan itu, sambung dia, K3S menjembatani para kepala sekolah untuk mencari mitra. Didapatilah empat percetakan yang siap dan sanggup untuk memenuhi kualitas kertas A3 dan pencetakan yang baik namun dengan harga yang termurah.

Kemudian diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk bekerjasama. “Mereka siap bekerjasama dengan kami dan mau ulangan ini bersama-sama. Tetapi tidak semua sekolah ikut serta,” tuturnya.

Wahyu menegaskan bahwa tidak benar jika K3S memiliki peran penuh dalam pembuatan soal.

Sebab ada pengawas pembina yang melakukan pembinaan pada guru-guru sebelum membuat soal ulangan serta peran guru yang membuat soal.

Namun ketika ditanya soal regulasi yang memayungi kegiatan pengadaan ini, Wahyu tidak bisa memaparkannya dengan gamblang.

“Kami hanya memfasilitasi saja. Untuk pembinaan guru pembuatan soal domain pengawas,” pungkasnya. (gal/d)