25 radar bogor

Pengangguran di Kota Bogor Capai 47.438 Orang, Target Sediakan 20 Ribu Lapangan Kerja Baru

ANTRE: Puluhan pencari kerja mendatangi job fair yang diadakan IPB, beberapa waktu lalu.

BOGOR-RADAR BOGOR, Angka pengangguran Kota Bogor saat ini mencapai 47.438 orang atau 9,57 persen dari penduduk usia kerja. Di sisi lain, jumlah lapangan pekerjaan saat ini sangatlah sempit.

Data yang didapat Radar Bogor dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, dari survei terakhirnya pada 2017, masyarakat yang tak memiliki pekerjaan didominasi usia produktif antara 20-24 tahun. Jumlahnya mencapai 17.491 orang, disusul usia 15-19 dengan angka 10.071 orang, dan usia 25-29 tahun dengan 8.414 orang.

Perihal data pengangguran yang jumlahnya masih tinggi, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengaku, jajarannya sudah berupaya menekan angka tersebut.  Bima mengklaim angka pengangguran terbuka terus menurun dalam lima tahun terakhir.

Pada 2018,  Bima mengklaim angka pengangguran terbuka turun menjadi 7,4 persen.

Dalam menekan angka pengangguran Kota Bogor, kata Bima, jajarannya menargetkan dapat menyediakan 20 ribu lapangan kerja baru dalam jangka waktu satu tahun.

Bima berharap, seluruh satuan kerja perangkat daerah bisa saling berintegrasi dan berkoordinasi untuk mewujudkan hal tersebut. Selain memaksimalkan usaha kecil menengah, pemanfaatan teknologi juga harus dimaksimalkan.

“Kita harus lihat bagaimana tokopedia, bukalapak, ini jadi unicorn di Indonesia. Nanti arahnya ke sana, kami akan menciptakan lapangan pekerjaan,” ucap Bima.

Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Bogor, Wirna Lasmina Wati menyebutkan, kurun waktu lima tahun ke belakang angka pengangguran terbuka di Kota Bogor terus menurun. Meskipun tidak terlalu signifikan.

“Disnaker hanya mendata orang yang mencari kerja dengan permohonan kartu kuning, itu yang diurusi. Kalau penganggur secara keseluruhan itu pasti jumlahnya besar,” ujarnya kepada Radar Bogor saat dijumpai di kantornya, (14/3).

Tingginya angka tersebut, menurut Wirna terjadi lantaran beberapa hal. Pertama peluang lapangan pekerjaan di Kota Bogor sedikit. Sementara mayoritas pencari kerja enggan mencari kerja ke luar kota. Alias merantau. Saat ini, jumlah pengangguran terbesar di Kota Bogor mayoritas justru lulusan SMK.

“Kota Bogor kan kota jasa, orang Bogor juga tidak mau ke luar kota seperti ke Bekasi, Cibinong. Padahal, masih bisa ditempuh. Perusahaan-perusahaan besar di sini juga tidak setiap bulan buka lowongan,” kata Wirna.

Menurut Wirna, Disnaker Kota Bogor terus berupaya untuk mencarikan lowongan kerja bagi pencari kerja yang terdata oleh Disnaker Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor juga telah menyedikan situs pencari kerja, sehingga para pencari kerja dapat melihat lowongan di situs daring tersebut.

“Kami juga rutin mengadakan jobfair. Pengennya rutin ya, tetapi tergantung anggaran yang kita punya,” kata Wirna.

Terobosan tersebut, menurut Wirna diharapkan dapat menekan angka pengangguran di Kota Bogor. Pencarian kerja via daring diharapkan dapat meminimalisasi anggaran penyelenggaraan pameran kerja di Kota Bogor.

“Paling tidak jobfair itu satu tahun dua sampai tiga kali. Kita juga akan gencarkan pelatihan juga di balai latihan kerja, kita hadirkan instruktur yang berpengalaman. Intinya, masyarakat juga harus mau lebih berusaha, paling enggak mau keluar,” tukasnya.(rp3/c)