25 radar bogor

Proyeksikan Nasabah Kartu Kredit Bertumbuh, Bank Mandiri Bogor Optimalkan Potensi Pasar

Ilustrasi Bank Mandiri

BOGOR–RADAR BOGOR, Bank Mandiri Bogor tahun ini memproyeksikan nasabah kartu kredit bisa tumbuh minimal 17 persen. Dengan mengoptimalkan potensi pasar yang masih didominasi segmen sandang, pangan dan papan.

Sedangkan potensi pemakaian kartu kredit yang menjadi sumber pendanaan leisure, yakni travelling alias jalan-jalan dan hiburan belum signifikan.

“Untuk di Bogor sendiri, pengajuan kredit masih didominasi sandang, pangan, papan. Bahkan hampir 100 persen, untuk leisure sendiri tidak lebih dari 5 persen,” kata Kepala Cabang Mandiri Bogor, Sumarwanto.

Dikatakannya juga, teknis pengajuan kredit di Bank Mandiri dimudahkan bagi calon nasabah. Lantaran kata Sumarwanto, pihaknya pun memiliki target penyaluran kredit. Namun, disisi lain, tetap harus menjaga kredit yang dikeluarkan memiliki kualitas yang baik.

“Jangan sampai menyalurkan kredit tapi kualitasnya jelek. Rata-rata pengajuannya dan selesainya pun cepat,” urai Sumarwanto.

Disisi lain, pertumbuhan kredit perbankan Kota Bogor sepanjang 2018 mencapai 12,24 persen (tahun ke tahun/yoy). Meningkat secara signifikan dibanding 2017 yang hanya tumbuh 9,19 persen (tahun ke tahun/yoy).

Data yang dihimpun Radar Bogor dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat (Jabar) ini menyebut, bahwasanya kredit untuk investasi tumbuh drastis sebesar 26,94 persen selama 2018, jauh dari 2017 yang hanya 9,98 persen.

Begitu pun dari sektor modal kerja di tahun 2017 hanya 9,63 persen, dan mengalami peningkatan di angka 10,04 persen. Lalu yang terakhir, dari sektor konsumsi pun meningkat dari 8,76 persen, menjadi sebesar 10,23 persen di tahun 2018.

Soal ini, Pengamat Ekonomi STIE Kesatuan, Sujana, yang juga dosen di STEI Tazkia dan STIE Binaniaga berpendapat, menurut bisnis perbankan adanya kenaikan pertumbuhan kredit artinya tanda-tanda ekonomi sedang membaik.

“Masyarakat Kota Bogor banyak yang memenuhi kriteria 4C yaitu character, condition, collateral, capacity. Jika bisnis ini disiplin dalam menjalankan prinsipnya maka optimisme ekonomi Kota Bogor akan tinggi,” tandasnya.

Tetapi Sujana melanjutkan, ada pertanyaan berikutnya, apakah kredit yang disetujui diperuntukkan bagi investasi, modal produktif atau konsumsi. Jika modal, sambung Sujana, pasti akan ada multiplier terhadap kegiatan ekonomi selanjutnya, dan jika konsumsi maka tunggu saja kemiskinan masyarakat Kota Bogor akan meningkat.

“Karena pinjaman pasti dibebani bunga, tingkat rente yang tidak melihat kemampuan peminjam inilah yang sangat berbahaya. Makanya ekonomi syariah sangat menentang bunga, karena bunga menciptakan kemiskinan baru. Bayangkan jika pinjaman yang dimaksud meningkat tersebut adalah non produktif, maka kemiskinan akan meningkat sebesar jumlah kenaikan pertumbuhan kredit tersebut,” tandasnya. (wil/c)