25 radar bogor

Bogor Street Festival 2019, Ajang Budaya Pemersatu Bangsa dari Bogor Untuk Indonesia

BOGOR-RADAR BOGOR,Ajang Budaya Pemersatu Bangsa dari Bogor untuk Indonesia. Itulah tagline teranyar yang diungkapkan Wali Kota Bogor, Bima Arya terhadap kegiatan pesta rakyat Cap Go Meh (CGM) atau Bogor Street Festival (BSF) 2019 yang kurang dari satu pekan lagi akan segera dihelat, tepatnya, Selasa (19/02/2019) mendatang.

Tagline tersebut ditegaskan Bima Arya lantaran belakangan ini terdapat sekelompok massa yang hendak menolak berlangsungnya kegiatan pertunjukan kesenian dan kebudayaan nusantara tersebut.

“CGM atau BSF merupakan ajang budaya pemersatu bangsa, dari Bogor untuk Indonesia. CGM bukan kegiatan keagamaan tetapi kegiatan kebudayaan. Kegiatan kebudayaan ini bukan hanya untuk menghibur, tetapi sebagai momentum dalam menjaga kebersamaan dalam keberagaman,” tegas Bima saat Press Conference BSF 2019 di Aula Makodim 0606 Kota Bogor, jalan Jendral Sudirman No.33, Kecamatan Bogor Tengah, Kamis (14/02/2019) siang.

Kegiatan CGM/BSF yang sudah ada sejak dahulu, lanjut Bima, tidak melulu dikaitkan dengan kegiatan keagamaan dan kegiatan politik. Karena, menurutnya, kegiatan festival budaya tahunan ini berbicara tentang kebersamaan dalam keberagaman.

“Karena harta yang paling berharga yang harus kita jaga adalah kebersamaan dan CGM/BSF bukan hanya peristiwa kegiatan budaya, akan tetapi ini adalah warisan bangsa yang perlu kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.

Di lokasi yang sama, Ketua Pelaksana BSF 2019, Arifin Himawan mengungkapkan bahwa aksi perhelatan budaya ini merupakan penegasan atas nilai persatuan bangsa yang selalu dijaga oleh Kota Bogor.

“Ini menjadi bukti bahwa semangat pluralisme, nilai toleransi dan kekayaan budaya yang diperlihatkan Kota Bogor sangat efektif dalam mempersatukan warga. Ini juga merupakan sebuah fakta betapa masyarakat kita sangat dewasa menjaga kebangsaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” kata Ahim, sapaan akrabnya.

Ahim melanjutkan, suasana keseruan seni karnival dan kemeriahan pertunjukan kesenian budaya akan disuguhkan di sepanjang Jalan Suryakencana. Dalam kegiatannya nanti, BSF 2019 akan menyajikan berbagai pertunjukan, seperti kesenian angklung, drumband, aksi bedug khas Banten dan Hadroh.

“Aksi budaya mulai dikembangkan sebagai bagian dari destinasi pariwisata. Sehingga kita bisa melihat event ini merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri,” tuturnya.

Sebagai salah satu ajang kebanggaan Kota Bogor, Ahim juga sangat mengapresiasi dukungan dan antusias masyarakat yang setiap tahunnya menyaksikan seluruh rangkaian kegiatan dari berbagai pertunjukan dalam pesta rakyat ini. Puluhan ribu massa dipastikan memadati ruas jalan Suryakencana.

“Kami mohon maaf jika aksi budaya untuk masyarakat ini harus dilakukan dengan pengalihan arus lalu lintas, khususnya di sepanjang Jalan Suryakencana dan Jalan Siliwangi. Akan tetapi dibalik itu semua, ada nilai kedekatan yang dibangun bersama masyarakat,” ujarnya.

Seperti diketahui, kegiatan BSF 2019 ini dikemas dengan tema menarik, yakni Katumbiri Light Festival. Makna Katumbiri ini sendiri mengandung nilai keindahan dalam keberagaman. Sementara kata Katumbiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti pelangi dengan harapan dapat menjadi semangat bersama warga Bogor untuk Indonesia dalam merawat keberagaman.

Perpaduan warna-warni pelangi yang biasa dilihat menghiasi langit setelah hujan, diumpamakan sebagai persembahan indahnya persatuan, kekayaan budaya, dan kebersamaan warga Bogor.

Tak kurang dari 45 pengisi acara dari sanggar, komunitas dan organisasi kemasyarakatan ikut andil dalam memeriahkan helaran budaya BSF 2019 ini. Dari Jawa Barat sendiri akan hadir pertunjukan kesenian dari Ciamis, Indramayu, Sumedang dan Kabupaten Bandung.

Sementara kesenian lainnya akan mempertunjukan kekayaan budaya dari Papua, Bali, Sumatera Barat dan Sulawesi Selatan.

Selain dari dalam negeri, peserta karnaval juga akan dimeriahkan oleh suguhan budaya dari mancanegara. Antara lain kesenian dari India melalui perwakilan dari Jawaharlal Nehru Indian Cultural Centre (JNICC) dan partisipasi kesenian dari Tainan City. (Humpro: Alif/Adit/Magang: Zakiah/Kintan-SZ)