25 radar bogor

Bocah Tewas Ledakan Granat di Cibungbulang Bartambah jadi 2 Orang, Satu Masih Dirawat

Bocah tewas korban ledakan granat
Muhammad Doni (14) dan M Ibnu Mubarok (10), dua bocah korban tewas ledakan granat di Cibungbulang

BOGOR-RADAR BOGOR, Korban tewas akibat ledakan granat di Kampung Wangunjaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor Kamis (14/2/2019) siang, bertambah jadi dua orang.

Granat Meledak di Cibungbulang, Satu Anak Tewas, 2 Luka Parah

Sebelumnya ada tiga bocah yang menjadi korban ledakan granat itu. Yakni, M Ibnu Mubarok (10), Muhammad Doni (14) dan Khoirul Islami (10).

Korban M Ibnu dinyatakan meninggal lebih dulu ketika mendapat perawatan di RSUD Leuwiliang beberapa saat pasca ledakan. Sementara korban Doni dan Khoirul masih selamat.

Satu Anak Tewas, Berikut Foto dan Data Korban Ledakan Granat di Cibungbulang

Namun, setelah sempat mendapat perawatan di RSUD Leuwiliang sekitar pukul 21.00 WIB,

korban Doni juga dinyatakan meninggal dunia. Sementara korban Khoirul hingga tadi malam masih dirawat di rumah sakit yang sama.

Video Korban Ledakan Granat di Cibungbulang Saat Dirawat di RSUD Leuwiliang

Seperti yang diketahui, kejadian nahas ini bermula pada Minggu (10/2/2019). Ketika itu, M Ibnu Mubarok (10), dan tiga rekannya bermain di sekitar lapangan tembak TNI di kampung Padmon. Kampung itu masih tetanggaan dengan kampung M Ibnu dan tiga kawannya. Yakni: Kampung Wangunjaya, Desa Ciaruteun Ilir, Kecamatan Cibungbulang. Jaraknya antara kedua kampung ini sekitar dua kilometer. Atau satu jam jalan kaki.

Awalnya mereka ke kampung Padmon untuk mencari bambu untuk dijadikan alat permainan berupa senapan bambu. Tapi arah pencarian mereka justru sampai di sekitar kawasan lapangan tembak TNI. Di sanalah mereka menemukan granat dan membawanya pulang. “Granat itu kemudian dibawa pulang Ibnu (korban,red) ke rumahnya,” ujar Kapolsek Cibungbulang Kompol Agus Riyandi kepada Radar Bogor, Kamis (14/2/2019).

Isak Tangis Iringi Pemakaman Korban Ledakan Granat di Cibungbulang

Berdasarkan penjelasan ibunda Ibnu, Siti Nurhasanah (45), dia baru mengetahui anaknya menyimpan bom tangan itu pada Senin (11/2/2019), atau sehari setelah mereka menemukan granat . Merasa itu berbahaya Siti kemudian membuangnya ke halaman belakang rumah keesokan harinya, Selasa (12/2/2019). Tak disangka korban ternyata memungutnya kembali pada Kamis (14/2/2019).

Sekitar pukul 14.00, di belakang rumahnya, Ibnu bersama dua rekannya Muhammad Doni (14) dan Khoirul Islami (10), mengotak-atik granat tersebut dengan cara dipukul dengan batu. Tak sampai hitungan menit ledakan pun terjadi. “Karena ketidaktahuan, granat tersebut dipukul – pukul dengan batu. Terjadi lah ledakan,” beber Agus.

Ledakan ini sontak membuat warga sekitar kaget. Mereka kemudian berhamburan keluar rumah mencari sumber ledakan. Ternyata di samping rumah Siti Surhasanah, tubuh Ibnu, Doni dan Sahrul tergeletak bersimbah darah. Warga yang panik langsung sibuk mencari bantuan. Tak lama, ambulans milik desa datang dan membawa ketiga korban ke RSUD Leuwiliang.

“Kepala korban (Ibnu,red) hancur, tangan terpotong dan belum ditemukan. Ada juga percikan daging di tembok depan rumah,” ucapnya.

Pihak kepolisian hingga tadi malam belum bisa memastikan jenis granat yang ditemukan Ibnu dan teman-temannya. Namun polisi sudah mendatangkan tim balistik untuk mengidentifikasi serpihan granat yang tersisa di tempat kejadian perkara. “Cincin yang menjadi pelatuk granat juga masih utuh,” ucapnya. (dka/nal/d)