25 radar bogor

Soal Hasil Simulasi Pilpres 2019 Jabar, BPD Capres 02 : Sesuai Prediksi, TKD Capres 01 : Masih Tipis

Capres Jokowi dan Capres Prabowo
Capres Jokowi dan Capres Prabowo

BOGOR-RADAR BOGOR, Ketua Badan Pemenangan Daerah (BPD) Prabowo-Sandiaga Uno Jawa Barat, Abdul Haris Bobihoe menanggapi hasil Simulasi Pilpres 2019 Radar Bogor yang digelar serentak di 12 kota/kabupaten di Jawa Barat.

Simulasi Pilpres 2019 : Jabar Jadi Lumbung Suara Capres 02, Presentasinya di Luar Dugaan

Ia menjelaskan hasil simulasi Radar Bogor sesuai dengan prediksi tim pemenangan.

Menurutnya, usai pelaksanaan Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2018, timnya terus bergerak. “Ini suatu hasil yang kita prediksi. Karena para caleg mempromosikan Prabowo-Sandiaga . Jadi caleg itu door to door ke masyarakat,” ucapnya saat dihubungi Radar Bogor, tadi malam.

Tak hanya mengandalkan para caleg, pihaknya juga terus merangkul para relawan yang ada di Jawa Barat. Dan terus melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh agama.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma’ruf Amin, Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan, meski hasil simulasi Pilpres 2019 Radar Bogor perolehan suara Jokowi-Ma’ruf berada di bawah Prabowo-Sandiaga, tapi menurutnya banyak survei yang menyatakan keunggulan Jokowi. Tapi, ia mengakui bahwa keunggulan itu masih sangat tipis.

“Dari lembaga-lembaga survei Pak Jokowi memang sudah unggul, tapi selisihnya masih tipis sekitar empat persen. Empat persen itu margin error. Kalau margin error maka dua-duanya bersaing dengan ketat. Artinya imbang,” ucapnya.

Ia tak menampik bahwa Jokowi sempat kalah telak oleh Prabowo di Jawa Barat pada Pemilu 2014. Hal tersebut menurutnya menunjukkan hal positif, ketika tren hari-hari ini keduanya bersaing ketat di Jawa Barat. Ia menganggap Jokowi mengalami kenaikan elektabilitas dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya.

“Berarti masyarakat Jabar sudah mulai memahami tentang keberhasilan pembangunan yang dipimpin oleh Pak Jokowi. terutama kalangan menengah ke bawah. Mereka yang mendapatkan alokasi dana PKH dan mendapat jatah bantuan pangan non tunai,” kata Dedi.

Penyebab lainnya, menurut Dedi ada beberapa kebijakan ekonomi Jokowi yang berimplikasi pada masyarakat Jawa Barat. Seperti halnya pembangunan di beberapa wilayah. Mulai dari membangun jalan tol, dan membuka akses jalan lainnya. Ia hanya menyangkan ketika masyarakat Jawa Barat dicekoki oleh berita-berita di media sosial yang terkesan menyudutkan Jokowi. “Misalnya tentang tuduhan Pak Jokowi bukan Islam, Pak Jokowi PKI. Itu cukup meracuni pikiran masyarakat Jabar,” tuturnya.

Dedi juga membeberkan bahwa di Bogor dan Sukabumi banyak ditemukan kelompok-kelompok yang anti Jokowi atas dasar agama. Ia beranggapan sentimen itu sengaja dibangun oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Namun, menurutnya kini kondisinya sudah menjadi lebih baik. Ia mengimbuh terus melakukan langkah konsolidasi.

Terbukti, tren pemilih Golkar khususnya terhadap Jokowi melakukan peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan survei Charta Politika, peningkatannya terjadi sekitar 27 persen, mulai dari 40 persen menjadi 67 persen. “Artinya ada kenaikan kepercayaan publik kepada Pak Jokowi,” tuturnya. (dka/fik/d)