25 radar bogor

Horee..Damri AC Segera Mengaspal di Jonggol, Pelajar Bayar Cuma-cuma

Damri AC ke Wilayah Timur Bogor
Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor bersama Damri mengkaji trayek wilayah Timur Kabupaten Bogor.

JONGGOL-RADAR BOGOR, Upaya mewujudkan jalur perintis transportasi publik di wilayah Timur Kabupaten Bogor terus dilakukan. Setelah sukses mengaspal di wilayah Barat, kini Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor bersama Damri mengkaji trayek wilayah Timur Kabupaten Bogor.

“Rencannya dalam survei wilayah Timur itu sampai Cianjur, tahun ini akan disurvei bareng bersama Dishub Kabupaten Bogor dan Dishub Cianjur,” ujar General Manger Damri Cabang Bogor, Herman Supryadi, kepada Radar Bogor, kemarin (6/2).

Herman menjelaskan, dalam survey sendiri ditinjau beberapa faktor. Pertama, masyarakat yang membutuhkan aktifitas namun tidak ada yang melayani.

Misalnya, ada angkutan umum namun mahal. Bahkan, terdapat wilayah yang tidak ada sama sekali layanan transportasi umum. Contohnya, Jasinga-Parungpanjang yang hanya ada plat hitam dengan tarif ongkos Rp 25 ribu. “Ini agar tidak membebani masyarakat dengan ongkos mahal tadi. Damri hanya Rp5 ribu-Rp10 ribu,” ujarnnya.

Faktor lainnya, jumlah kendaraan ditentukan dari jarak tempuh. Lokasi titik aktifitas masyarakat, seperti sekolah, pasar, perumahan, pemukiman. Artinya mencukupi pendudukannya. Di sini pemerintah baik Damri dan Kabupaten Bogor berharap adannya pertumbuhan aktivitas masyarakat.

Lanjut Herman, saat ini prosesnya sedang melakukan pengajuan armada dengan dasar faktor transportasi melalui hasil kajian. Di sini juga armada Damri diatur jadwal beroprasinya. Misalnya, dua jam sekali atau jam sibuk. Setelah disurvei disampaikan ke Kementerian Perhubungan, maka usulan tersebut akan dievaluasi untuk mengeluarkan berapa jumlah armada yang dibutuhkan. Setelah itu, kata Herman, baru dapat dioprasikan oleh Damri sebagai pelaksana teknis di lapangan.

“Kebutuhan anak sekolah, kerja, masyarakat ke pasar, Cukupnya kira-kira berapa nanti dihitung. Kalau kebanyakan kedaraan manfaatnya kurang,” katannya.

Selama survei yang sudah dilakukan, kata Herman, banyak masyarakat yang berharap kedatangan layanan bus Damri. Di sana, banyak anak sekolah berjalan kaki hingga lima kilometer.

“Orang tua tidak mampu beli motor, akibatnya tidak menyekolahkan karena alat transportasinya tidak ada. Orang tuannya keberatan. Jadi sangat berharap kedangan Damri,” imbuhnya.

Terkait pelayanan bagi anak sekolah, pihak damri tidak mematok tarif. Meski tarifnya Rp 10 ribu, kata dia, dirinya menginstruksikan agar tidak menarik tarif normal. “Kasih Rp2 ribu tidak apa-apa, crew (petugas, red) saya instruksikan kalau tidak bayar tidak apa-apa,” katannya.

Keberadaan DAMRI tidak terlepas dari magnet pembangunan Cibubur. Di mana jarak tempuh Cibubur, Jonggol sampai tanjungsari hanya berjarak 40 kilometer. Namun demkian, ulasan itu masih dalam pembahasan kajian.

Saat ini Damri sedang mengkaji lima trayek yang belum terealisasi di wilayah Barat dan Utara Kabupaten Bogor. Lima wilayah itu yakni Panorama Pabangbon, Leuwiliang Cipatat, Leuwiliang-Cileuksa. Dua trayek lainnya masih bersinggungan dengan angkutan umum GunungSindur dan Cileuksa.

“Cileungsi-Cibubur nanti disurvei bareng dengan Dishub dan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) wilayah IX Jawa Barat,” paparnnya.

Sementara itu, Manager Usaha Damri Cabang Bogor, Rusilan menambahkan, seperti yang sudah beroprasi di wilayah Barat Kabupaten Bogor, saat ini sudah ada delapan unit Damri ukuran sedang dengan melayani empat trayek. Tahun 2019 nanti, rencannya ada tambahan menjadi lima rute namun ditunda akibat bersinggungan dengan angkutan umum.

Sebelumnya, Kabid Angkutan Dishub Kabupaten Bogor, Dudi Rukmayadi menjelaskan, untuk akses transportasi jalur Jonggol, Tajungsari sudah ada. Jalur ini tinggal penambahan angkutan umum saja. Namun kecilnya permintaan membuat pengusaha enggan membuka trayek di sini.

“Kalau demandnya tidak ada belum memungkinkan, sehingga tidak ada supplay (angkot, red). Kalau merugi (tidak ada penumpang) pegusaha angkot tidak ada yang mau beroprasi dan butuh modal besar,” tukasnya. (don/ded/c)