25 radar bogor

Bupati Ade Yasin Kembali Gencarkan Program Nobat, Amankan Belasan Wanita Malam

Wanita malam
Petugas Satpol PP Kabupaten Bogor saat menggiring sejumlah wanita dari hasil operasi di beberapa kos-kosan di Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu
Petugas Satpol PP Kabupaten Bogor saat menggiring sejumlah wanita dari hasil operasi Nobat di beberapa kos-kosan di kawasan Cibinong, Rabu (9/1/2019).

CIBINONG-RADAR BOGOR, Program Nongol Babat (Nobat) kembali digencarkan Pemerintah Kabupaten Bogor. Rabu (9/1/2019) belasan wanita malam diamankan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor dari kost-kostan dan kontrakan.

Sedikitnya, ada 16 wanita dan dua pria yang digiring ke mobil tindak pidana ringan (tipiring) dari tiga titik di Kelurahan Nanggewer Kecamatan Cibinong. Salah satu pengelola kontrakan yang lokasinya di Pondok Cimandala, Suwarso turut dirazia petugas. Ia mengakui bahwa sebagian besar penghuni kontrakannya merupakan wanita malam.

“Sejauh ini sih baik-baik saja. Kontrakan juga selalu penuh. Kalau ada yang kosong cepat terisi lagi. Tapi memang rata-rata yang mengontrak itu wanita yang kerjanya malam,” jelasnya saat diwawancarai awak media.

Suwarso cenderung kooperatif kepada petugas. Bahkan dia mengizinkan petugas untuk sedikit merusak jendela untuk memasuki beberapa kamar yang pemiliknya enggan membuka pintu. Meski begitu, ia menegaskan, ketika menerima penghuni tak lupa meminta data-data calon penghuni.

“Selektif kok.  KTP juga diminta. Tapi memang 80 persen isinya perempuan dan wanita pekerja malam,” ujar pengelola kontrakan 39 pintu, yang tidak jauh dari Kantor Kelurahan Nanggewer.

Di tempat yang sama, Kabid Perundang-undangan Satpol PP Kabupaten Bogor, Agus Ridho mengatakan bahwa penertiban ini merupakan bagian dari program yang digagas bupati dan wakil Bupati Bogor, Ade Yasin-Iwan Setiawan bernama Nobat alias Nongol Babat.

“Kita lanjutan operasi penertiban kos-kosan dan kontrakan yang diduga banyak digunakan untuk aktivitas yang bersifat asusila. Kita didampingi BNN Kabupaten Bogor dan Dinsos Kabupaten Bogor,” terangnya.

Sasaran dari tempat-tempat yang dirazia adalah lokasi yang kerap dijadikan sebagai tempat asusila. Dari tiga titik, ia berhasil menggiring dua pasang pria dan wanita yang tidak dalam ikatan suami istri. Ketika diperiksa, mayoritas status pekerjaannya tak jelas.

Terlebih, mereka yang tidak jelas pekerjaannya merupakan pendatang. “Banyak para pendatang, ngontrak dan ngekost tidak memiliki pekerjaan. Tidak jelas aktivitasnya. Kemudian banyak yang bekerja di tempat hiburan malam,” kata Agus.

Tak hanya memeriksa status pekerjaan dan tempat tinggalnya, 18 orang wanita dan pria yang dijaring ini diperiksa urinenya untuk dibuktikan mengenai keterlibatannya dengan narkoba. “Kami melakukan pengecekan perizinan para pemilik bangunan yang dijadikan kost dan kontrakan,” tuturnya.

Selanjutnya, menggunakan dua truk tipiring, 18 orang itu diangkut ke Kantor Dinsos Kabupaten Bogor untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.(fik/c)