JONGGOL-RADAR BOGOR, Mobilitas masyarakat Kecamatan Jonggol mulai meningkat seiring perkembangan kawasan Cibubur. Namun kondisi ini rupanya tak diimbangi dengan akses transportasi yang memadai. Teranyar, wilayah tersebut bakal terintegrasi dengan kawasan Cibubur.
Pantauan Radar Bogor, kondisi transportasi saat ini terbilang masih sulit, untuk mendapatkan transportasi saja, warga harus menunggi jam-jam tertentu.
Selain kendaraan yang hanya memiliki 15 armada, dalam aktifitasnnya masyarakat masih mengandalkan moda transportasi omprengan. Kendaraan omprengan tersebut hanya beroprasi sampai pukul 18.30 WIB.
“Ya paling sampai magrib kalau malam memang warga sudah mengandalkan ojek,” kata Isman (30) supir omprengan jurusan Dayeuh arah Sukamakmur.
Isman mengaku saat ini peminat kendaraan umum semakin sedikit. Seiring kendaraan roda dua yang mulai membanjiri jalan raya.
Windayanti (23), salah seorang pekerja di kawasan Cibubur mengaku setiap harinya mengandalkan transportasi umum. Namun itu pun harus menyita waktu lama lantaran jumlahnya yang belum banyak dan memadai.
“Bisa setengah jam kalau nunggu. Apa lagi kalau macet di Cileungsi. Kalau ada yang nyambung (terintegrasi, red) ke Jonggol ini bisa membantu aktifitas pekerja seperti saya,” akunya usai turun dari angkutan umum.
Ditempat Terpisah, Kabid Angkutan dan Teminal Dishub Kabupaten Bogor, Dudi Rukmayadi mengatakan, jalur Jonggol kedepannya masuk rencana transportasi yang terintegrasi dengan Ibu Kota. Utamanya angkutan umum yang nanti akan menghubungkan akses bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Bus TransJakart (APTB) maupun Mass Rapid Transit (MRT).
“Rencana itu sudah ada termasuk ke Terminal Cileungsi nantinya terintegrasi dengan Jonggol. Kami sedang kaji terminalnya yang masih belum ditentukan, target 2019 ini. Doakan saja,” tutupnya.(don/c)
