KARAWANG-RADAR BOGOR,Demi membantu orang tua dan meringankan beban keluarga, Hasbi Fahlepi, bocah umur 11 tahun yang masih duduk di bangku kelas 5 SDN 2 Sindangkasih, Kabupaten Purwakarta, setiap hari menjajakan gorengan atau rempeyek.
“Pulang sekolah pukul 13.00 WIB, terus ke rumah, istirahat dulu sebentar. Setelah itu langsung berangkat, untuk menjual gorengan ini,” ucap Hasbi, saat menjajakan jualannya, Senin (7/1).
Dia jualan di luar jam sekolah. Dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, di sekitaran Kampung Upas, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta.
Dengan polos, Hasbi menceritakan berapa hasil jualan setiap hari. Sehari, kata dia, bisa menjual 25 sampai 30 bungkus rempeyek, dengan harga Rp8.000 per bungkusnya.
“Alhamdulillah buat bantu ibu di rumah, soalnya kan bapak gak tahu pergi ke mana,” katanya.
Bocah yang bercita-cita menjadi dokter itu sebenarnya sudah dilarang jualan oleh orang tuanya, karena bisa mengganggu sekolah.
Tapi, Hasbi sadar dia harus ikut membantu keluarga yang hidupnya pas-pasan apalagi tanpa seorang ayah yang tak tahu di mana keberadaannya.
“Ya, saya ingin bantu ibu saja, Om. Lagian ini kan jualannya selepas sekolah. Hitung-hitung sambil mainlah, Om,” ucap Hasbi sambil tersenyum polos.
Untuk wujudkan mimpinya dan agar bisa terus bersekolah, baginya mengalihkan jam bermain harus dilakukannya agar semua terwujud.
“Ya enggak apa-apalah om gak bisa main mah, yang penting saya bisa bantu orang tua dan saya harus terus bersekolah demi cita-cita saya ingin jadi dokter,” katanya.
Hasbi berkisah kegiatan jualannya ini sudah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir dengan selalu di tempat yang sama.
“Saya jualan di sekitar sini aja, Om, soalnya kan biar gak begitu jauh pulangnya. Paling kalau pulang sih jalan kaki ke rumah di Purnawarman Barat, Kelurahan Sindangkasih. Ya paling setengah jam lah om kalau jalan kaki,” ucapnya.
Hasbi berharap, dengan perjuangannya ini dia bisa mewujudkan cita-cita dan mimpinya untuk membahagiakan ibunya. (gan)
