25 radar bogor

Kawasan Terdampak Tsunami Gelap Gulita, Pengungsi Gelar Tahlilan. Lihat Videonya!

Pengungsi dari Desa Cikujang, Kecamatan Panimbang, Pandeglang Banten, menggelar tahlilal di posko pengungsian.
Pengungsi dari Desa Cikujang, Kecamatan Panimbang, Pandeglang Banten, menggelar tahlilal di posko pengungsian.

BANTEN – RADAR BOGOR, Kondisi pasca bencana tsunami yang melanda Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) lalu hingga kini belum normal. Termasuk kawasan wisata Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Jaringan listrik masih padam di beberapa kawasan.

Di Desa Cikujang, Kecamatan Panimbang, misalnya. Akses menuju desa tersebut gelap gulita. Radar Bogor yeng menyusuri kawasan tersebut tadi malam juga disambut dengan kondisi rumah – rumah yang hancur, kendaraan baik roda dua maupun empat yang luluh lantak, hingga beberapa pohon berserakan di pinggir jalan. Ombak laut tadi malam juga semakin kencang.

Lokasi desa tersebut begitu dekat dengan bibir pantai. Mungkin hanya beberapa langkah dari pemukiman warga. Di desa tersebut terdapat satu pengungsian yang diisi oleh 310 warga terdampak tsunami. “Jadi disentralisasi dulu di sini. Karena masih ada warga yang mengungsi di atas gunung,” kata seorang warga Junaedi Salim (43) saat Radar Bogor mewawancarai tadi malam.

Ia menyebut, lokasi pengungsian tersebut merupakan gedung yang sehari -harinya digunakan anggota pramuka Kwarcab Kecamatan Pandeglang. Di sana, listrik dibantu oleh genset yang disediakan pemerintah setempat. Namun sinyal operator semua jaringan sama sekali tidak ada.

Saat Radar Bogor datangi lokasi posko tadi malam, para pengungsi sedang sibuk memanjatkan doa lewat tahlilal. “Kita terus berdoa Ya Allah selamatkan kami, jauhi kami dari bencana. Saya sendiri pun menyaksikan langsung bagaimana tsunami datang saat itu. Menyeramkan,” lirihnya.

Soal distribusi bantuan, kata dia, memang tidak ada masalah. Dari hari pertama pasca tsunami menerjang, bantuan logistik sudah dikirimkan. Namun, kebutuhan yang mendesak saat ini adalah susu bayi dan peralatan kebersihan anak. Mengingat, tak sedikit balita yang mengungsi di lokasi posko.

“Ya, Alhamdulillah bantuan mengalir terus. Tadi saja ada yang datang lagi dari luar kota. Cuma banyak anak – anak di sini, mas bisa lihat masih banyak ibu yang menyusui dan butuh susu balita,” ungkapnya.

Berbeda cerita yang diungkapkan Sarifah (39). Pedagang yang berjualan di Desa Tanjung Jaya, masih di Kecamatan Panimbang. Ia menjadi salah satu saksi yang melihat langsung tingginya air. Sarifah beruntung, gelombang tinggi yang datang malam itu tidak sampai ke deretan warung yang berjejer dekat lokasi ia berjualan.

“Waktu malam itu saya lihat banyak orang lari dari dua arah. Saya kira kebakaran atau ada yang kecelakaan. Tapi saya tanya lagi ternyata ada ombak besar, ada tsunami,” aku dia.

Kesaksian Sarifah lainnya, dirinya juga melihat warga yang berbondong – bondong naik ke atas gunung. Khawatir, gelombang besar menyapu mereka yang sedang beraktifitas. Terlebih, saat itu malam minggu dan banyak wisatawan yang mampir ke kawasan Tanjung Lesung.

“Malam minggu waktu itu tuh ramai banget. Sampai semua penginapan itu full, saking ramainya. Makanya banyak korban yang ada di pantai Tanjung Lesung ini,” tukasnya. (dka)

https://www.youtube.com/watch?v=j8rMxyLwf_w&feature=youtu.be